YALPK | Surabaya – Lanal Banyuwangi yang berada dibawah komando Lantamal V Surabaya, jajaran Koarmada II berhasil membebaskan Hiu Tutul (Rynchodon Typus) yang masuk dan terjebak di kanal intake PLTU Paiton Probolinggo, menuju laut lepas lewat proses penyelamatan yang berlangsung dramatis, pada Kamis (19/09).

Hewan langka tersebut berhasil dibebaskan oleh tim gabungan yang terdiri dari berbagai elemen yakni Lanal Banyuwangi, Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut KKP, Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati KLHK, BPSPL Denpasar, BKSDA Jawa Timur.

Tak ketinggalan juga PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkit (PJB UP) Paiton, PT. YTL Jawa Power, PT. Paiton Operation & Maintenance Indonesia (POMI), KSOP Probolinggo dan kelompok masyarakat serta FKH Unair.

Sebagaimana diberitakan bahwa kehadiran Hiu Tutul pada tanggal 29 Agustus 2019, di kanal intake PLTU Paiton mengejutkan para pekerja di salah satu objek vital nasional tersebut. Karena dapat mengganggu aktivitas pasokan listrik sehingga perlu diambil langkah serius untuk segera mengatasinya.

 

“Sudah dilakukan berbagai cara untuk mengusir Hiu Tutul dari kanal intake, antara lain dengan cara menyemprotkan air dari mobil Damkar dan teknik seblang (membuat bunyi gaduh pada air dengan cara memukul air dengan bambu), namun semua cara tidak membuahkan hasil dan Hiu Tutul (Rynchodon Typus) tetap saja tidak mau keluar dari kanal intake tersebut”, ujar salah seorang karyawan PT. PJB Paiton.

Sementara itu Pasops Lanal Banyuwangi Kapten Laut (P) Agung Suhendra mewakili Danlanal Banyuwangi menerangkan jika Lanal Banyuwangi berhasil membebaskan dan melepaskan hiu tersebut kembali ke laut agar aktifitas PLTU Paiton normal kembali.

” Cara efektif yang kita tempuh untuk melepas Hiu Tutul kembali ke laut lepas, yaitu dengan cara menarik keluar Hiu Tutul dengan jaring yang diikatkan di perahu karet. Hiu paus atau oleh nelayan setempat dikenal sebagai Hiu Tutul ini ditaksir masih berumur sangat muda, panjang tubuhnya sekitar 5 meter, dilepas dalam keadaan hidup pada jarak lebih kurang 5 NM dari bibir pantai “, jelas Agung. ( ir )

Loading

388 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *