YALPK | Surabaya – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menyambut positif inisiatif para Guru Besar dari Indonesia dan Malaysia, untuk mendeklarasikan dan mengupayakan agar bahasa Indonesia-Melayu dijadikan sebagai bahasa ilmiah internasional.

“Secara kultur, bahasa Indonesia dan Melayu memiliki banyak kesamaan, tentu ini akan membanggakan bagi kedua negara yang serumpun,” kata Wagub Emil-sapaan akrabnya saat menghadiri Gala Dinner Musyawarah Internasional bertema “Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmiah International” Forum Dewan Guru Besar Indonesia, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (6/11) malam.

Wagub Emil mengatakan, inisiatif tersebut patut diapresiasi, sebab jika bahasa Indonesia-Melayu menjadi bahasa ilmiah internasional, tentu bahasa tersebut, khususnya bahasa Indonesia, akan digunakan secara lebih luas oleh masyarakat dari berbagai negara di dunia.

“Kita bersyukur dan bangga, bahwa para tokoh sekaliber guru-guru besar, bukan hanya dari Indonesia, tapi juga Malaysia yang sepakat memperjuangkan bahasa Indonesia-Melayu sebagai bahasa resmi ilmiah internasional. Sehingga kedepan, kita bisa memperkenalkan bahasa ini lebih luas lagi,” pujinya.

Guna mendukung hal tersebut, imbuh orang nomor dua di Jatim ini, sejak saat ini seluruh masyarakat juga harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam acara resmi maupun informal, sebab salah satu manfaatnya, adalah meminimalisir timbulnya friksi.

“Karena, bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa yang bisa mengekspresikan kritik sekalipun, dalam cara yang sangat baik, tanpa menghilangkan makna di dalamnya. Jadi, jika bahasa Indonesia dipelajari dan di kuasai dengan baik, Insha Allah suasana akan jauh lebih adem, dan kita bisa menghindari friksi-friksi yang tidak perlu terjadi,” tegasnya.

Lebih lanjut Wagub Emil mengatakan, penggunaan Bahasa Indonesia yang baik juga akan menghindarkan dari berita palsu alias hoax. Sebab, salah satu suburnya penyebaran hoax adalah karena penggunaan bahasa-bahasa yang kurang baku, serta menimbulkan interpretasi atau tafsiran yang lebih vulgar, dan berpotensi menciptakan friksi.

Sementara dalam sambutannya, Rektor Unesa Nurhasan mengatakan, bersama seluruh rekan-rekan guru besar se-Asean, pihaknya akan mendeklarasikan untuk menjadikan bahasa Indonesia-Melayu menjadi bahasa ilmiah internasional. Karena itu, dirinya meminta masukan agar pertemuan tersebut bisa berlangsung optimal.

“Kita memiliki harapan besar, apalagi Mendikbud kita sekarang baru. Saya berharap, nanti temen-temen guru besar ini ada deklarasi khusus yang memberikan pencerahan pada Menteri kita, karena tantangan ke depan luar biasa,” katanya.

Salah satu tantangan tersebut, imbuh Nurhasan, adalah percepatan di era industri 4.0, bahkan 5.0. Pihaknya optimis deklarasi yang diharapkan dapat menghasilkan masukan yang bermanfaat. Sebab para guru besar disini bukan hanya alumni S3 dari Indonesia, tapi juga Jerman, Jepang, dan seluruh dunia.

Hadir dalam kesempatan itu, delegasi 31 Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta se Asia serta 154 Guru Besar yang menjadi peserta Musyawarah International dan Seminar Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI) IV di Surabaya.(jf)

Loading

327 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *