Lpk | Pacitan – Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati serentak tahun 2020 menjadi topik pembicaraan di kalangan para elit politik, pengamat politik dan para tim sukses di kubu masing-masing kandidat, khususnya di Kabupaten Pacitan yang dijuluki kota 1001 goa menjadi salah satu daerah yang akan menggelar ajang pemilihan orang nomor satu.
Karena Bupati sekarang sudah dua periode menduduki singgasananya sudah barang tentu tidak bisa lagi ikut berkompetisi. Maka munculah nama-nama baru yang selama ini sebenarnya sudah aktif di dunia persilatan politik, pemerintahan, ormas atau para pangeran terbaik yang dianggap sukses baik di derah sendiri maupun di luar Kabupaten Pacitan.
Mantan Kepala Desa Tanjungsari (periode 2012 – 2018) yang saat ini bisa dianggap salah satu tokoh masyarakat sekaligus mengamati dinamika politik, *Bambang Widiarsa, ST* yang biasa dipanggil Wiwid mempunyai pandangan sendiri tentang figur yang cocok diusung menduduki singgasana AE 1 dan bisa menjadi subyek baru dalam politik untuk memperbarui gagasan di daerah dan menjadi pilihan alternatif dari oligarki yàng saat ini dibutuhkan masyarakat.
Menurut dia, daerah membutuhkan sosok yang mampu berlari kencang, sanggup memperjuangkan warganya mencapai kehidupan yang makmur sejahtera dan mampu merubah angka 1,7 T meloncat menjadi jauh lebih besar……
“Menciptakan masyarakat yang makmur dan sejahtera sekaligus mampu merubah angka 1,7 T menjadi minimal 2,5 T perlu sosok yang betul-betul paham dengan kondisi masyarakat, paham potensi daerahnya dan memiliki sebuah terobosan, yaitu ibarat jalur tol Pantura yang mempercepat waktu tempuh dan menyisihkan hambatan dari daerah menuju ibukota,” ujar Wiwid kepada pewarta di salah satu rumah makan ( 11/2/2020 ).
Saat ditanya pewarta terkait kandidat yang cocok menduduki kursi Sang Pemimpin nantinya, Wiwid menjawab, “Tokoh yang bisa menjadi Kuda Hitam tersebut adalah sosok yang mampu menjadikan dirinya sebagai seorang pemimpin yang bekerja tanpa pamrih, tiada gila jabatan dan kehormatan, berpengalaman, berwawasan luas, network tingkat nasional, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai religi.”
“Kudanya tenang berwibawa ibarat dalamnya sungai yang mengalir tanpa bersuara. Berani mengambil resiko, kebijakannya adalah demi kepentingan rakyat, bahkan rela bekerja meski tanpa kompensasi.”
ltulah uraian singkat dari Wiwid, _sang pengamat._(ags)