Lpk | Surabaya – Untuk mengatasi keadaan darurat yang sewaktu-waktu terjadi dalam penugasan, sebanyak 115 Taruna dan Taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat I Angkatan ke-68 dilatih bertahan hidup di laut (Sea Survival) yang dibuka Kepala Departemen Pelaut (Kadeppel) AAL Letkol Laut (P) Awang Bawono, S.E., MM., M.A.P. mewakili Gubernur AAL Laksda TNI Edi Sucipto, S.E.,M.M, Senin (2/3).
Latihan Praktek (Lattek) Sea Survival yang dibuka di Kolam Renang Jala Kridha Tirta, AAL, Bumimoro, Surabaya ini, diagendakan berlangsung selama lima hari dari mulai tanggal 2-6 Maret 2020 mendatang.
Menurut Kadeppel AAL selaku Pimpinan Lattek Sea Survival mengatakan bahwa sesuai rencana, Taruna Tinggakt I ini akan melaksanakan latihan Sea Survival di kolam renang Jala Kridha Tirta AAL selama empat hari dengan materi pendalaman teori, uji ketahanan di air dan praktek di kolam renang.
Kemudian tahap berikutnya dilanjutkan praktek laut di Kombasin Koarmada II, Ujung, Surabaya selama satu hari di bawah bimbingan pelatih dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmada II.
Dihadapan anak asuhnya, Kadeppel menjelaskan bahwa lingkungan laut bukanlah habitat asli manusia, sedangkan Taruna AAL merupakan calon prajurit matra laut yang nantinya akan menghadapi berbagai kemungkinan resiko dan beragam situasi darurat seperti orang jatuh di laut (man over boat), cuaca buruk, hingga peran peninggalan.
“Pada Protokol 1988 tentang Convention for Safety of Life at Sea 1974 (Solas) yang diratifikasi melalui Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980, pelatihan ini perlu dilaksanakan dan merupakan tahapan awal untuk Taruna Tingkat I agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepercayaan diri saat menghadapi situasi kedaruratan sebelum melaksanakan praktek berlayar di KRI,” jelas Kadeppel.
Awang –begitu Ia akrab disapa- juga menyampaikan penekanan dari Gubernur agar dengan alokasi waktu lima hari, latihan dan praktek ini dapat dilaksanakan dengan serius dan sebaik-baiknya sampai para Taruna memahami dan mengerti pentingnya pengetahuan tentang sea survival.
“Gunakan waktu secara efektif dan seefisien mungkin demi tercapainya peningkatan kualitas dan keterampilan dasar taruna Tingkat I, perhatikan faktor keamanan sesuai dengan standart operating procedure untuk menghindari kerugian personel dan materiil,” pungkasnya. (Pen AAL/ir)