YALPK | Surabaya – Sinergitas di semua elemen masyarakat menjadi kata kunci dalam menghentikan bencana lingkungan hidup yang disebabkan oleh ulah manusia. Semua elemen, mulai pemerintah, masyarakat umum, dan juga pihak swasta harus bahu membahu menjaga lingkungan.
“Tentunya juga dibarengi ketegasan pemerintah baik di tingkat nasional dan provinsi untuk berkomitmen menjaga lingkungan agar terhindar dari bencana,” ujar Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak saat menghadiri acara Penandatanganan Kesepakatan Bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pelaku Usaha di Wilayah Sungai Brantas yang dilaksanakan di Hotel Singgasana, Surabaya, Kamis (21/3) malam.
Wagub Jatim menuturkan, di masa kepempimpinannya bersama Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, dirinya berkomitmen memasukkan dalam 99 hari program kerjanya yaitu Jatim Sehat. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan adopsi sungai brantas, yakni mengembalikan fungsi Sungai Brantas sebagai sumber kehidupan.
“Ini menjadi salah satu contoh komitmen pemprov terhadap lingkungan,” ujarnya
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, Sungai Brantas memiliki panjang sekitar 13.880 m2 dimana 1/3 wilayah Jatim dialiri Sungai Brantas. Dengan fungsi yang luar biasa dan strategis, maka kualitas Sungai Brantas harus terus dijaga, mulai debitnya dan kualitas airnya.Termasuk usaha untuk selalu mengetahui pencemaran sungai dan penggunaan air Sungai Brantas.
“Salah satu hal yang sudah dilakukan adalah dengan membersihkan Sungai Brantas dari popok bayi yang dibuang kedalamnya. Tidak kurang 3 juta popok bayi dibuang ke Sungai Brantas tiap harinya. Sehingga berdampak pada kualitas air yang ada,” lanjutnya.
Oleh sebab itu, keteladanan telah diperlihatkan oleh Gubernur Jatim beberapa waktu yang lalu, dimana bersama- sama dengan LSM pemerhati lingkungan membersihkan Sungai Brantas dari popok bayi di beberapa wilayah, salah satunya di sekitar Gunungsari, Rolag dan Jembatan Karang Pilang Surabaya.
“Hal tersebut menunjukkan, bahwa Pemprov Jatim mengambil langkah serius dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan memiliki kualitas yang bagus,” ungkapnya.
Namun demikian, upaya yang dilakukan oleh Pemprov Jatim tidak berarti apabila masyarakat dan perusahaan swasta tidak ambil bagian di dalamnya. Sebagai contoh apa yang sudah dilakukan oleh PT. Tjiwi Kimia yang membangun pavingisasi di sekitar Sungai Brantas menjadi langkah kongkrit. Setidaknya, masyarakat bisa melihat keindahan sungai, sehingga enggan untuk membuang sampah di sungai.
“Dengan semakin banyaknya pihak swasta yang ambil bagian akan kepedulian terhadap lingkungan, bukan tidak mungkin bencana lingkungan hidup bisa terhidarkan di Jatim,” tambahnya. (Jf)