Lpk | Sidoarjo – Plt. Bupati Sidoarjo bersama Dandim 0816 Sidoarjo, Kapolresta Sidoarjo dan Kepala BPBD Kab. Sidoarjo melaksanakan rapat koordinasi penanggulangan bencana alam banjir yang menimpa beberapa wilayah di Kabupaten Sidoarjo. Sebagai langkah tanggap darurat bencana banjir, di Desa Kedungbanteng dan Desa Banjarasri Tanggulangin Kamis (5/03/2020).
Sejak ditetapkan tanggap darurat itu penanganan yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sidoarjo, bersama jajaran TNI-Polri dibantu para relawan dan masyarakat sudah dilakukan secara maksimal.
Hingga kini, Pemkab Sidoarjo terus mengupayakan agar banjir di dua Desa tersebut segera surut. Berbagai langkah diupayakan. Saat ini BPBD Pemkab Sidoarjo sudah memasang 11 pompa air untuk menyedot genangan air yang dibuang ke sungai Kedungbanteng.
Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin bersama Dandim 0816 Sidoarjo Letkol Inf M Iswan Nusi, Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji, Kepala BPBD Sidoarjo Dwijo Prawito, Camat Tanggulangin melaksanakan rapat Koordinasi untuk penanggulangan banjir agar tidak terjadi lagi dan meresahkan masyarakat Kedungbanteng membahas langkah dan upaya yang bisa dilakukan selama tanggap darurat dua pekan itu.
Rapat yang dipimpin plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin ini akhirnya memutuskan beberapa langkah. Pertama penyedotan yang sudah berjalan maksimal dengan 11 pompa tetap dilanjutkan. Kedua selain menormalisasi juga melakukan pelebaran sungai Kedungbanteng sampai dengan Banjarasri dan juga akan menertibkan bangunan liar di sepanjang tanah irigasi. Selain itu, langkah yang ketiga direncanakan akan dibangun bosem sebagai penampungan air saat musim hujan di Tanah Kas Desa (TKD) kedua desa yang langganan banjir itu.
“Kami minta Camat dan Kepala Desa daerah terdampak banjir segera mengumpulkan warganya. Koordinasikan terkait rencana penertiban bangunan liar di sepanjang kali Kedungbanteng dan Banjarasri,” Pinta Nur Ahmad Syaifuddin, usai rapat koordinasi.
Selain itu Cak Nur meminta saat pelaksanaan normalisasi sungai dan penertiban bangunan liar, rencana pembangunan bosem terus dilakukan. Meski musim hujan sudah berakhir. “Karena tujuannya agar setiap tahun dua desa ini tidak lagi menjadi langganan banjir,” Tegasnya.
Dandim 0816/Sidoarjo juga menyarankan, “Semua Bangunan liar yang berada di tepi sungai harus dibongkar karena dapat mengganggu aliran sungai, karena Bangunan liar tersebut dapat menyebabkan banjir.” Tegas Letkol Iswan Nusi.(zy)
Gerakkan kerja bhakti masal dilingkungan masing² warga perumahan dengan menghimbau tidak membuang sampah di sungai.
Himbauan : “Warga masyarakat adalah intelektual yang paham tidak membuang sampah di sungai”