Lpk | Surabaya – Harlah NU (Nahdatul Ulama) ke-97 dan MKNU (Madrasah Kader Nahdatul Ulama) ke-32 bertempat di Aula Bir Ali Asrama Haji Surabaya pada hari Jumat (6/3).
Dr. H. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag dalam sambutannya menuturkan”Semoga dalam kegiatan MKNU ini semua peserta bisa lulus dan mendapatkan sertifikat langsung dari Ketua PBNU”.
Di Kota Surabaya Pengurus NU sebanyak 2.794 orang belum lagi Pagarnusa, Muslimat NU dan lain-lain, maka mengajak kepada semuanya untuk berbangga kepada NU, kita dilahirkan dan juga kita harus berfikir untuk memperjuangkan para Ulama NU terdahulu, imbuhnya.
Prof. Dr. H. Ali Maschan Moesa, M.Si yang juga hadir dalam acara Harla NU ke-97 dan MKNU ke-32 menuturkan “Kita do’akan semua yang hadir dalam kegiatan hari ini selalu diberikan kesehatan,”
Kebesaran NU bukan dari hasil tangan kita sekarang ini melainkan karena hasil campur tangan para Ulama terdahulu dan kemenangan NU berawal dari niat yang ikhlas. Berharap agar para kader NU saat ini adalah kader yang mumpuni,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama KH. Said Agil Siradj mengatakan “Menurut Imam Syafi’i bahwa memperdalam ilmu jangan hanya Al Qur’an dan Al Hadist saja melainkan ditambahi dengan akal”.
“Di Al Qur’an tidak disebutkan kalau sholat itu dilaksanakan 5 kali, namun adanya disebutkan dalam Hadits”,tambahnya.
Madzhab NU adalah Imam Syafi’i yang intinya Islam bukan atas dasar Al Qur’an dan Al Hadist saja tetapi juga berdasarkan akal dan pikirian yang maju, tutur Kyai Said.
Memahami Al Qur’an tidak gampang karena harus mempelajari tipologinya sama juga dengan mempelajari Hadist, tambahnya.
“Perlu diingat Hadist ada 4 yang harus dipelajari dan diamalkan yaitu Mutawatir, Mashur, Azis dan Ahad”.
“Kita tidak bisa Sholat jika kita tidak Takdzim dan Takliq pada Ulama, jika ada orang yang bilang belajar sholat dari Al Qur’an dan Al Hadist adalah bohong yang benar adalah dari orang tua kita guru ngaji di Musholla dan lain-lain itu yang benar”imbuh Kyia Said.
“Jangan lupa orang NU Aqidah ikut Imam Asyari, Syariah ikut Imam Syafi’i.
Nasionalisme adalah merupakan bagian dari iman dan barang siapa yang meninggal dengan semangat nasionalis maka dia meninggal dalam keadaan Syahid”,tutupnya.
Harlah NU ke-97 dan MKNU ke-32 PCNU Kota Surabaya bertujuan mencari kader-kader baru NU untuk meneruskan perjuangan NU ke depan. (ir)