Lpk | Denpasar – Untuk menindaklanjuti perintah Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Denpasar Bali Kolonel Laut (P) Ketut Budiantara dan sebagai wujud komitmen Komando untuk mendukung program pemerintah, khususnya yang terkait dengan program peningkatan Ketahanan Pangan Nasional, terlebih saat adanya pandemic Covid-19 ini yang membutuhkan konsetrasi yang luar biasa untuk menangani wabah tersebut, sehingga dibutuhkan inovasi untuk menjaga ketahanan pangan tetap ada.
Atas dasar tersebut diatas, Danlanal Denpasar memerintahkan Paspotmar Lanal Denpasar Mayor Laut KH) Dewa Ketut Dana Susila di bantu oleh perwira staf Akun Lanal Denpasar Letda Laut (S) Ketut Sume menyelenggarakan dan memberikan pelatihan cara pembudidayaan Jamur Tiram bagi para prajurit jajaran Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar Bali, di Mako Lanal Denpasar Jalan Raya Sesetan 331 Denpasar Bali, beberapa waktu lalu.
Kegiatan yang dihadiri dan diikuti oleh anggota Lanal Denpasar tersebut secara spesifik Paspotmar menjelaskan tehnik dan cara pembudidayaan jamur tiram mulai dari penyiapan sarana dan bahan atau media yang akan digunakan untuk pepmbudiayaan jamur tiram tersebut.
Selama dua hari berturut – turut pelaksanaan pelatihan dan praktek cara pembudidayaan jamur tiram semua peserta sangat antusias mengikuti jalannya pelatihan tersebut, mulai dari teori dan praktek dilapangan.
Dalam acara tersebut Danlanal Denpasar menyampaikan, Jamur tiram memang cukup diminati oleh masyarakat, sehingga banyak dibudidayakan untuk dikonsumsi dengan berbagai olahan, mulai dari dibikin sop, tumis, hingga diolah menjadi crispy jamur.
Disamping kegunaan dan manfaat dari jamur tiram yang secara ekonomis sangat membantu dalam hal ketahanan pangan, namun yang lebih penting menurut Danlanal, dalam pelatihan tersebut nantinya anggota Lanal Denpasar dapat memetik ilmu yang didapat dalam pelatihan tersebut serta dapat dipraktekan dalam membudidayakan jamur tiram, bila perlu dapat meningkatkan dan membantu tingkat ekonomi para anggota sekalian, jelasnya.
Untuk itu, upaya-upaya diversifikasi pangan khususnya yang bernilai ekonomis tinggi harus mulai dilirik. Salah satunya adalah melalui budidaya Jamur Tiram. Selain proses budidayanya yang relatif sederhana dengan modal berbiaya relatif rendah namun bernilai ekonomis relatif tinggi, Jamur Tiram juga tidak hanya dikonsumsi sebagai sayuran saja tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena termasuk kategori obat herbal. Apalagi Jamur Tiram juga tergolong sayuran organik yang bebas dari kontaminasi larutan kimia berbahaya, misalnya akibat semprotan pestisida, pungkasnya. (Penlantamal5/ir)