Lpk | Surabaya – Dengan keluhan dari keluarga pasien bernama M.Shochib yang di rawat inap diduga terpapar Virus COVID-19, awak media mengklarifikasi ke pihak RS. Al Irsad di Jl. KH Mas Mansyur Surabaya pada hari Senin (8/6/2020) pukul 10.00 WIB.
RS. Al Irsad Surabaya yang diwakili dr. Salim menuturkan ” RS Al Irsyad sendiri khususnya dan rumah sakit-rumah sakit yang ada di Surabaya umumnya itu akan harus mempersiapkan diri untuk merawat limpahan pasien-pasien yang Covid yang positif ataupun juga yang masih PDP dari rumah sakit rumah sakit rujukan, Artinya kita mau nggak mau harus merawat pasien-pasien PDB dengan segala cara dan segala keterbatasan yang kita miliki”.
Itu yang menimbulkan gesekan-gesekan yang ada di masyarakat baik itu yang masyarakat yang pengusaha dari segi apapun background-nya pasti akan berdampak, tuturnya.
dr. Salim menambahkan Rumah Sakit Al Irsyad bukan rumah sakit rujukan untuk Corona, tapi kalau kita harus merawat kita harus melindungi juga karyawan kita, staf perawat, medis kita harus memakai APD yang standar dan itu tidak murah. Dan kita tidak bisa mendapatkan klaim penuh dari pemerintah sampai saat ini khususnya maka kita mengupayakan dari pasien.
Sedangkan untuk biaya terpaksa kita bebankan pada pasien , tapi bila dari pemerintah nanti bisa ada yang cair , misalnya itu insya Allah kita kembalikan sesuai dengan yang dibayarkan oleh pemerintah.
Dr. Salim mencontoh misalnya”kita habis 12 juta terus kita klaimkan ke Pemerintah turunnya10 juta, maka kita kembalikan 10 juta ke pasien”.
Jadi insya Allah kita Rumah Sakit Islam dan kita tidak akan mendzolimin umat Islam yang ada di daerah Surabaya. Dan mohon mungkin teman-teman wartawan bisa secara objektif menginformasikan Kita Rumah Sakit tidak akan mendzolimin pasien dan kita akan berjalan sesuai dengan aturan-aturan yang apa digariskan oleh pemerintah maupun juga oleh organisasi-organisasi profesi untuk perawatan pasien-pasien covid, tutupnya. (gle/ir)