Lpk | Mojokerto – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono bersama SEVP Operasional PTPN X Dimas Eko Prasetyo dan Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) Prof. Setyo Budi melakukan panen perdana sebanyak 7 Klon Tanaman Tebu di Desa Sambiroto Kab. Mojokerto, Sabtu (8/8).
Panen Perdana 7 Klon Unggul Harapan Tanaman Tebu berkat kerjasama antara PTPN X dengan UMG seluas1,455 ha itu ditanam di Kebun Milik PTPN X.
Sekdaprov Heru Tjahjono menyampaikan rasa syukur atas panen perdana 7 klon tanaman tebu tersebut. Sebab, Rendemen tebu yang dihasilkan dari 7 klon tersebut memiliki rendemen sebesar 10 lebih tinggi dibandingkan panen sebelumnya yang hanya mencapai 7 – 8 rendemen Disbun Prov. Jatim mencatat, luasan area tebu di Jatim seluas 180 ribu hektar itu mampu menghasilkan panen sebanyak 12,9 ribu ton. Sedang kebutuhan gula mencapai 19 ribu ton.
“Dengan adanya panen perdana dengan luasan lahan yang semakin sempit namun memiliki kualitas yang bagus saya yakin akan memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Jatim,” ujarnya.
Panen Perdana 7 Klon Tanaman Tebu sendiri, sebut Sekdaprov Heru, berkat dukungan dan partisipasi seluruh stakeholder, utamanya PTPN X dan UMG.
“Mudah mudahan jika ini bisa digerakkan di seluruh Jawa Timur tentunya kebutuhan gula hasil dari panen tebu ini akan meningkat,” ungkapnya.
Heru berharap, hasil Panen Perdana 7 klon Tanaman Tebu di Jatim tersebut menjadi awal kebangkitan peningkatan kesejahteraan tebu di Jawa Timur. “Semoga Panen Perdana 7 Klon ini menjadi awal kebangkitan,” jelasnya.
Heru pun menegaskan, Pemprov Jatim melalui Dinas Perkebunan Prov. Jatim senantiasa akan terus memfasilitasi segala kebutuhan para petani tebu. Dirinya berharap, para petani tebu tidak menjadi buruh tani lagi.
“Kami akan berupaya dan berkomitmen agar petani tebu di Jatim bisa makmur dan sejahtera. Jangan sampai petani tebu menjadi buruh tani. Maka, kami yakin dengan rendemen 10 ini bisa berlanjut di daerah lain di tengah keterbatasan luasan tanam,” ungkapnya.
Sementara itu, Rektor UMG Setyo Budi mengatakan, panen padi di Mojokerto ini memiliki potensi bobot tebu sebesar 150 ton/hektar. Namun ada juga rendemennya mencapai 12. Maka, jika dikonversikan totalnya bisa mencapai 12-15 ton per hektar. Akan tetapi, hasil dari 7 klon varietas tebu ini nantinya harus diuji sesuai karakter wilayah di Jatim mana wilayah yang tepat.
“Oleh karena itu, kami membutuhkan dukungan dari Pemprov Jatim melakukan kerjasama dengan PTPN X dan UMG, sehingga hasil panen selanjutnya bisa mencapai hasil yang maksimal,” ungkapnya. (jf)