Lpk | Surabaya – Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jawa Timur, Ahmad Fauzi berterima kasih kepada Polda Jatim yang telah mengamankan dan memberikan pelayanan yang terbaik atas jalannya aksi demo yang dilakukan oleh para buruh dalam menyampaikan aspirasinya, di DPRD Jatim, Kamis (8/10/2020) .

Namun sangat disayangkan aksi ini diciderai oleh penyusup yang sengaja membuat suasana menjadi ricuh.

“Saya atas nama SPSI Jawa Timur, mengucapkan terimakasih, betapa rakyat pekerja Jawa Timur, rakyat buruh Jawa Timur berkumpul di kantor Gubernur untuk menyuarakan, bukan hanya menolak Omnibuslow, tapi meminta bapak Presiden mencabut sesegera mungkin,” ujar Ahmad Fauzi Ketua SPSI Jatim pada Kamis (8/10/2020).

Dikatakannya, untuk peristiwa yang sangat langka di Indonesia ini, seluruh pekerja di Jawa Timur memberikan apresiasi setinggi tingginya kepada aparat keamanan yang luar biasa mengamankan jalannya unjuk rasa. Inovasi dan fasilitas yang terbaik diberikan oleh Polda Jawa Timur untuk amannya masyarakat pekerja dalam menyuarakan aspirasinya.

Ketua SPSI Jatim ini juga menyayangkan aksi tersebut di nodai oleh anak – anak yang berusia belasan tahun yang membuat suasana demontrasi ini menjadi rusuh, dan ada juga buruh yang menjadi korban lemparan batu

“Kami menyesalkan atas peristiwa ini, yang kami tangkap di lapangan adalah anak-anak yang berusia 15 tahun, 9 tahun, mereka diluar dugaan kita, mereka menyusup memprovokasi kegiatan pekerja, kegiatan para buruh, dengan membawa batu, membawa pentungan dan lain-lain,” katanya.

Untuk itu, pihaknya meminta kepada Kapolda, kepada jajaran keamanan di Jawa Timur untuk memproses pelaku tersebut secara hukum yang berlaku, karena ada anggotanya di Gresik, yang kena pentungan, kena lemparan batu.

Sementara, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengapresiasi para buruh yang sudah mewarnai atas aksinya berjalan kondusif, namun ada evaluasi dan catatan di lapangan, Polda Jawa Timur sudah mengantisipasi atas insiden yang terjadi di beberapa daerah di Jawa Timur.

“khusus di Surabaya kemudian di beberapa daerah juga, seperti Malang ada insiden yang perlu dilakukan penindakan, yakni penindakan secara persuasive tetap namun juga tegas terukur,” jelasnya.

Saat ini, kata Wisnu, pihak Polres Malang masih mendata karena ada beberapa tindakan dan pihaknya mengamankan untuk dilakukan pemeriksaan, termasuk di Surabaya pun sudah sudah dilakukan beberapa pengamanan.

Selanjutnya, lanjut Wisnu, polisi akan melakukan rapid test. Apabila hasilnya reaktif maka akan dilakukan swab, dan apa bila positif maka langsung karantina.

“Kemudian proses selanjutnya kita lakukan penegakan hukum sesuai dengan hasil penyidikan, kemudian kita lihat ada anak-anak yang kita rasa belum paham tentang apa esensi dari pada gerakan ini dan tentunya ini masih kita dalami, yang jelas bukan merupakan elemen dari buruh yang ada melakukan esensi pendapatnya,” tegasnya.

Dalam insiden ini, jajaran Polda Jatim berhasil mengamankan perusuh pada aksi demo di Malang dan Surabaya sebanyak 634 orang yang sengaja merusak fasilitas umum dan melawan petugas.

“Di Surabaya insiden yang terjadi di depan gedung grahadi dan lokasi lainnya di Surabaya sebanyak 505 orang, dan di Malang juga ada 129 orang, total untuk kejadian di Surabaya dan Malang sebanyak 634 orang. Kita lihat dari berbagai perannya, yang pertama tentu kita lihat ada berbagai pengerusakan fasilitas umum atau pagar Gedung Grahadi, kemudian ada Pasal 218 jo 212 melawan petugas” Pungkasnya.(ir).

Loading

230 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *