YALPK | Surabaya – Para pengrajin dari Jatim semakin ahli (expert) dalam menghasilkan batik khas Jatim. Keahlian ini membuat Batik Jatim saat ini mulai menunjukkan kekhasannya dan memiliki daya saing dengan batik dari provinsi lain.

Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak saat menjadi juri Lomba Desain Batik 2019 di Kantor UPT Pengembangan Mutu Produk Industri dan Teknologi Kreatif Surabaya Disperindag Prov. Jatim, Jalan Kedungdoro Surabaya, Kamis (16/5).

 

Menurutnya, potensi pengrajin batik di Jatim sangat besar dan penuh kreasi.Karena itu, diadakannya Lomba Desain Batik bisa sarana kegiatan yang dibuat untuk menggali kreatifitas para pengrajin batik. Apalagi tahun ini mengangkat tema lebih ke arah motif kuno.

“Jadi motif-motif kuno di setiap kabupaten/kota banyak sekali. Kita ingin melihat pengetahuan dari para pengrajin itu sudah banyak, sudah banyak tahu motif kuno itu apa saja. Dan kira-kira bisa nggak mereka menampilkan motif-motif kuno tapi yang masih dapat menjual dan menarik jaman sekarang tanpa meninggalkan kesan kunonya dan klasik,” jelas Istri Wagub Jatim.

 

Dikatakan, tahun ini, pengrajin yang mengikuti lomba banyak dari kaum muda. Artinya, generasi muda sangat luar biasa mengembangkan minat dalam berkreasi menciptakan batik. “Dari lomba ini, banyak pengrajin yang muda. Jadi suatu hal yang luar biasa.

Ini sesuai dengan target Dekranasda Prov. Jatim untuk meregenerasi para pengrajin,” katanya sambil menjelaskan bahwa regenerasi itu sangat penting untuk memberikan dinamikan dan warna baru kepada dunia pengrajin batik.Ia berharap, Lomba Desain Batik ini bisa terus dapat diadakan. Tidak hanya lomba desain batik, tetapi lomba-lomba kerajinan lainnya seperti furniture juga dapat dilaksanakan. Selain itu, kepada pengrajin juga diharapkan bisa diberikan fasilitas yang dapat menampilkan hasil kreasinya.

 

Dalam kegiatan tersebut, Arumi Bachsin menjadi juri Lomba Desain Batik 2019 bersama Denny Djoewardi dari Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia dan Farida dari Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta, Lomba yang bertema “Motif Batik Klasik dan Kuno (Tradisional) khas Jatim” ini diikuti sebanyak 82 peserta dari 38 kabupaten/kota se-Jatim dengan total hasil karya yang terkumpul sebanyak 89 batik.Dari total 89 batik dipilih sebanyak 10 nominator dan ditentukan sebagai Juara I hingga Juara Harapan II. Untuk menentukan pemenang, para juri melakukan sesi wawancara terhadap 10 nominator yang terpilih. Kriteria penilaian memilih pemenang antara lain orisinalitas / keaslian karya, keunikan tanpa meninggalkan
filosofi motif batik dan kedaerahan, kesesuaian dengan tema, serta teknik pembuatan.

Seusai melakukan penjurian, Arumi Bachsin bersama juri lainnya menyerahkan penghargaan kepada para pemenang. Antara lain Juara I Ali Sodiq (Kabupaten Tulungagung) dengan judul Buntal, Juara II Hadi (Kabupaten Pamekasan) dengan judul Nawa Bhakti Satya, Juara III Saiful Rizal (Kabupaten Probolinggo) dengan judul Sinar Perdamaian, Juara Harapan I Khairul Bariyah (Kabupaten Pamekasan) dengan judul Kon Sokon, serta Juara Harapan II Agus Santoso (Kabupaten Tuban) dengan judul Kocar Kacir.(jf)

Loading

499 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *