Lpk | Surabaya – Otoritas Jasa Keuangan(OJK) Regional 4 Jatim mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada TW III 2020 masih terdampak oleh adanya pandemi Covid-19 yaitu terkontraksi sebesar 3,75% secara yoy.
Angka tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan triwulan II 2019 hal itu tercermin dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) secara quarter to quarter (qtq) yang tumbuh sebesar 5,89%.
Sementara inflasi Jatim pada bulan Oktober 2020 tahun ke tahun sebesar 1,39%, sedangkan jika dibandingkan dengan IHK September 2020 mengalami deflasi sebesar 0,02%.
Deflasi sebesar 0,02% tersebut, dikarenakan ada penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya sebagian indeks kelompok pengeluaran, antara lain kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,17% dan dan kelompok transportasi sebesar 0,21%.
Hal ini disampaikan Bambang Mukti Riyadi Kepala OJK Regional 4 Jatim, dalam pers rilis resminya di Surabaya yang diterima Lpk Nusantara Merdeka www.tabloidlpk.or.id , Senin (1/12/2020).
Dikatakannya, kelompok yang mengalami inflasi adalah kelompok kesehatan sebesar 0,50%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,52%, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,45%.
Stabilitas sektor jasa keuangan di Jatim sampai dengan triwulan III 2020, pertumbuhan DPK disaat pendemi alami pertumbuhan sebasar 8,7% secara yoy pada bulan Oktober 2020, dibandingkan posisi September 2020 tumbuh sebesar 7,9%.
Pertumbuhan tersebut berbanding terbalik dengan pertumbuhan kredit yang terus menurun karena lemahnya permintaan kredit dan kehati-hatian bank dalam menyalurkan kredit. Kredit Perbankan Jatim terkontraksi 2,3% pada Oktober 2020, menurun lebih dalam dibandingkan September 2020 yang terkontraksi hanya 1,8%, tambah Bambang.
Untuk rasio NPL mengalami kenaikan akibat menurunnya kegiatan ekonomi masyarakat yaitu 3,8% namun masih di bawah Threshold 5%.
Proyeksi 2021 penghimpunan dana di tahun 2020 berada di kisaran Rp. 110-120 Triliun dan tahun 2021 diperkirakan akan meningkat di kisaran Rp 150 -180 Triliun.
Rencana bisnis bank diproyeksi tahun 2021 akan berada di kisaran 2-3% (yoy) dan kemudian meningkat pada kisaran 5-6% (yoy) di tahun 2021 seiring dengan pemulihan ekonomi.
Piutang pembiayaan juga diperkirakan terkontraksi >-10% (yoy) di tahun 2020 dan di tahun 2021 melanjutkan kontraksi ke arah yang lebih baik -1 s.d -5% (yoy).
Dana pihak ketiga diperkirakan tumbuh solid di rentang 7-11% (yoy) di 2020 dan melandai di 2021 seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi, tutupnya. (ir)