Lpk | Kediri – Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini memberikan dampak pada segala aspek terutama pada kesehatan dan ekonomi. Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan ekonomi khususnya di Kota Kediri juga mengalami turbulensi atau sedikit terkoreksi atau dengan kata lain sedikit melambat. Namun tingkat inflasi Kota Kediri masih di angka 1.9 yaitu permintaan (demand), hal itu Proposal Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dalam Rapat Tingkat Tinggi Bank Indonesia “Evaluasi Dan Program Kerja TPID Kota Kediri Tahun 2021”, Selasa 16/03/2021.
Abdullah Abu Bakar Wali Kota Kediri juga menuturkan TP2DD adalah sebuah keniscayaan, karena ke depan semuanya serba digital. Seperti dicontohkan, pedagang atau UMKM di Kota Kediri yang saat ini cenderung berbeda, namun mereka mencoba beralih menggunakan pasar dalam berjualan. Hasilnya bisa dilihat dengan omzet yang meningkat, karena permintaannya di pasar juga sangat tinggi.
“Kita juga terus mendorong dalam digitalisasi UMKM dan memang dalam hal ini juga harus ada campur tangan Bank Indonesia. Selain itu, kerja sama dengan para UMKM dan petani harus terjalin agar dapat mengendalikan inflasi. Daripada barang-barang dari petani itu diangkut orang lain, ini bisa membuat kacau dan pastinya barang akan ditimbun. Kalau sudah barang ditimbun, inflasinya tidak bisa terkendali, ”tambahnya.
Dalam mengendalikan inflasi, kerja sama dengan daerah lain memang sangat penting. Wali Kota Kediri memberikan contoh bahwa Kota Kediri dalam memenuhi pasokan telur bekerja sama dengan Kabupaten Blitar. Selain di daerah lain, juga bekerja sama dengan pelaku bisnis gula dan lainnya. Dengan kekuatan kerja sama antar daerah, dampak inflasi yang juga bisa dirasakan tidak hanya di daerah yang melakukan pengendalian juga pada daerah sekitarnya. Selain itu, juga dapat mengundang para investor untuk berkembang, karena investor juga melihat tingkat inflasi di daerah tersebut.
“Pengendalian Inflasi dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) ini adalah sebuah komitmen dari daerah yang harus kita jalankan bersama-sama. Dan ini akan jauh lebih baik jika pengendalian dan dilakukan bersama-sama daerah se-wilayah kerja Bank Indonesia Kediri. Sehingga dampaknya akan sangat bagus, ” Terangnya.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Sofwan Kurnia sependapat dengan gagasan Wali Kota Kediri mengenai inflasi terkendali akan menarik investor untuk bergerak maju. Hal ini didukung dengan melihat terlebih dahulu daya beli masyarakatnya.
“Kebetulan daerah yang menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) di eks Karesidenan Kediri dan Madiun itu hanya Kota Kediri dan Kota Madiun. Oleh karena itu, gagasan Pak Wali Kota Kediri dan Pak Wali Kota Madiun yang terhalang pandemi mari kita wujudkan di 2021 ini, agar inflasi belakangan Kota Kediri dan Madiun terkendali, dan daerah sekitar juga akan kena imbas baik. Pencapaian yang baik investor akan melihat daya beli masyarakat di daerah seputaran itu gambarannya seperti inflasi yang ada di Kota Kediri dan Kota Madiun. Sehingga investor akan datang untuk mendukung, ”imbuhnya.
Turut hadir dalam Rapat Tingkat Tinggi ini Sekretaris Daerah Kota Kediri Bagus Alit, Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Edi Darmasto, Kepala Bagian Perekonomian Kota Kediri Zachrie Ahmad dan Kepala Daerah Kabupaten dan Kota di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri.
Reporter :Arif-Effendi