YALPK | Surabaya – Tepat di pagi buta ribuan prajurit TNI Angkatan Laut berhasil melumpuhkan musuh dan merebut kembali wilayah ujung timur Pulau Jawa yang sebelumnya berhasil dikuasai oleh musuh.
Saat Indonesia dengan kekuatan militernya terkonsentrasi akan ancaman di wilayah bagian Utara dan melaksanakan kampanye militer, tiba -tiba negara sekutu di Selatan Indonesia yang sedang melaksanakan latihan militer, mendaratkan satu Divisi pasukannya di wilayah Banyuwangi untuk menginvasi wilayah NKRI.
Negara tersebut berhasil menguasai obyek vital dan telekomunikasi di wilayah tersebut serta menempatkan radarnya di wilayah Pulau Sapudi. Divisi militer musuh itu, bukan saja menguasai Banyuwangi tetapi juga bergerak ke wilayah Jember dan Bondowoso. Invasi ini mengakibatkan eksodus besar-besaran khususnya warga sipil di wilayah Banyuwangi ke kota-kota sekitarnya, dan mengancam seluruh industri yang berada di pesisir pantai Jawa Timur karena memang sasaran utama pengerahan kekuatan itu untuk menguasai Sumber Daya Alam Indonesia.
Atas instruksi Presiden RI, Panglima TNI memerintahkan TNI AL untuk mengerahkan semua kekuatannya. Dengan kekuatan penuh, pasukan TNI AL akhirnya bergerak dari Pangkalan Komando Armada II Surabaya, menuju perairan Laut Jawa pada 10 Juli 2019. Peperangan laut pun tak terelakkan. Kapal perang TNI AL dan semua unsur di dalamnya terlibat pertempuran sengit. Tanpa ampun, rudal-rudal dimuntahkan oleh KRI, menghujani sasaran lawan baik dari permukaan maupun dari dalam laut saat Operasi Laut Gabungan tersebut.
Tepat pukul 03.00 WIB yang ditetapkan sebagai jam āJā, Pangkoarmada II Laksamana Muda TNI Mintoro Yulianto, S.Sos, M.Si selaku Pangkogasgabfib membacakan taklimat untuk mendaratkan pasukan pendarat di wilayah pantai yang dikuasai musuh, didukung dengan bantuan tembakan, hingga akhirnya tumpuan pantai berhasil dikuasai.
Pertempuran tersebut merupakan puncak manuver lapangan saat Latihan Armada Jaya XXXVII 2019, yang dipusatkan di Pantai Banongan, Jawa Timur, Sabtu (13/7/2019).
Kepala Staf TNI AL (Kasal) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji mengungkapkan, latihan sekala besar yang melibatkan 8.493 personel, berbagai jenis Kapal Perang (KRI) dan berbagai pesawat udara TNI AL ini, bertujuan meningkatkan kemampuan unsur pimpinan dan staf komando tugas gabungan.
“Latihan ini untuk menguji hasil pembinaan latihan secara bertingkat dan berlanjut, serta menyiapkan unsur-unsur dan prajurit TNI AL,” katanya.
Selain melaksanakan latihan operasi militer, TNI AL juga menggelar Bakti Sosial serta pengobatan gratis bagi masyarakat di wilayah Kampung Sumberejo, Asembagus, Jawa Timur. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Satuan Tugas Dukungan Teritorial (Satgas Dukter) TNI AL yang juga masuk dalam skenario latihan Armada Jaya XXXVII tahun 2019. ( ir )