Lpk | Sidoarjo – Mendapat bantuan Bedah Warung dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo bagi Sunayah (52) janda tiga anak itu seperti mimpi saja. Apalagi warung Kelontongnya yang berada di Desa Wonomlati Kecamatan Krembung itu dikunjungi Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor.
Bahkan kedatangan Bupati Ahmad Muhdlor pada hari Rabu, (8/2) itu dalam rangka meresmikan warung Sunayah yang sudah selesai direnovasi melalui program Bedah Warung.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengajak puluhan perusahaan seperti Indomaret untuk berbagi bersama melalui Program bedah warung. Dalam setahun program ini akan menyasar sedikitnya 300 an warung. Targetnya dalam waktu 3 tahun ada 1.000 warung yang mendapatkan bantuan renovasi dari Pemkab Sidoarjo.
Adanya bantuan bedah warung itu diharapkan akan membangkitkan perekonomian usaha mikro kecil, seperti halnya yang dirasakan Ibu Sunayah janda dengan tiga anak.
Sejak ditinggal suaminya meninggal dunia sekitar lima tahun yang lalu, praktis kebutuhan hidup sehari-hari menjadi tanggung jawab Sunayah. Ditambah saat itu ketiga anaknya masih sekolah semua.
Fani Ardiansyah, anak sulung saat ditinggal meninggal ayahnya masih duduk di bangku kelas 2 SMA.
Semasa hidup, ayah Fani yakni almarhum Mustadi ingin anak sulungnya menempuh pendidikan sekolah sekaligus Mondok. Mulai SMP Fani dimasukkan ke SMP Progresif Bumi Sholawat Desa Lebo dan berlanjut sampai SMA. Tapi takdir berkehendak lain, saat memasuki kelas 2 SMA, Mustadi ayahnya yang sehari-hari berprofesi penjual tempe itu meninggal dunia.
Sejak ditinggal meninggal Mustadi, kehidupan ekonomi keluarga Sunayah goncang. Dan itu berpengaruh terhadap kelanjutan sekolah anak sulungnya, Fani Ardiansyah. Sunayah sempat mengajukan Fani untuk pindah sekolah karena tidak adanya biaya.
Beruntung bagi Sunayah karena pihak sekolah Fani membebaskan biaya sekolahnya setelah Sunayah menyampaikan kondisi keluarganya kepada pengurus sekolah itu.
“Sejak suami saya meninggal otomatis saya jadi tulangpunggung keluarga, ada tiga anak yang masih sekolah semua dan sedang membutuhkan biaya. Satu-satunya yang bisa menolong ya membuka usaha warung samping rumah ini,” ujar Sunayah. Kamis, (10/2/2022).
Perlahan-lahan Sunayah akhirnya bangkit. Warung kelontong yang tadinya hanya jadi pekerjaan sampingan, oleh Sunayah dijadikan pekerjaan utama. Itu dilakukan sejak ditinggal suaminya meninggal.
Sepeninggal suaminya, kondisi warung Sunayah tidak ada perubahan secara fisik. Bangunan yang masih kelihatan batu bata merah dan ditambah lantainya yang dari ubin membuat warung Sunayah terlihat kurang bersih. Stok dagangan masih sedikit karena belum dilengkapi rak jualan. Barang dagangan hanya ditata di atas meja saja. Terlihat kurang menarik.
Sekarang warung Sunayah bak minimarket. Didalam dilengkapi rak seperti yang ada di toko Indomaret. Begitu juga mejanya. lantainya pun sudah berubah jadi keramik putih. Dan bangunan toko sudah direnovasi.
Sunayah bersyukur karena Pemkab Sidoarjo memberikan perhatian kepada pedagang kecil seperti dirinya. Bantuan bedah warung itu menurut Sunayah sangat membantu dalam menaikkan omzet penjualannya.
“Tak menyangka kalau Pemkab Sidoarjo ada program bedah warung dan warung ini yang mendapat kesempatan pertama. Saya benar-benar bersyukur mendapatkan bantuan ini,” katanya.
Stok dagangan Sunayah sekarang jadi bertambah banyak. Dalam tiga hari sekali omzet dari hasil jualan sembako dan berbagai makanan dan minuman ringan mencapai Rp. 2 juta rupiah.
“Itu omzet kotor dari jualan selama kurang lebih 3 hari. Hasilnya bisa untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan bayar anak sekolah. Anak pertama sudah kuliah di Malang. Anak kedua dan ketiga masih sekolah,” tutur Sunayah.
Reporter : Edy