YALPK | Bali – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan Indonesia sudah siap bekerjasama dengan negara-negara di kawasan Afrika dalam menghadapi perang dagang global, karena kedua pihak harus bekerjasama menghadapinya.

“Perang dagang yang memanas dan krisis ekonomi global, konflik antar negara, kesenjangan pembangunan telah menimbulkan ketidakpastian. Kita Indonesia – Afrika, harus sepakat perkuat solidaritas untuk perbaiki kawasan dan dunia. Kita harus kerja keras mengubah ketidakpastian menjadi kepastian,” ujarnya dalam pidato sambutan ajang Indonesia – Africa Infrastructure Dialogue (IAID) 2019 di Nusa Dua, Bali pada Selasa (20-08-2019).

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia adalah teman sejati negara-negara Afrika, yang siap menjadi partner dalam menyejahterakan dan memakmurkan rakyatnya melalui membangun infrastruktur dan perdagangan di benua tersebut.

foto : Menko Bidang Kemaritiman Bilateral Meeting dengan Menteri Ekonomi Madagaskar Richard Randriamandrato

“Indonesia siap berbagi pengalaman dan saling membantu untuk membangun infrastruktur. BUMN dan perusahaan swasta di Indonesia sudah memiliki kekuatan dan pengalaman yang memadai,” kata Presiden Jokowi.

Pembangunan Infrastruktur Sebelumnya, Menko Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan yang juga bertindak sebagai Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur Indonesia – Afrika melakukan rangkaian pertemuan bilateral dengan beberapa negara Afrika.

Menko Luhut mengadakan pertemuan bilateral dengan delegasi negara Guinea Ekuatorial yaitu Menteri Pertahanan Leandro Ncogo serta Menteri PUPR Diosdado Nsue Medja.

Dalam pertemuan ini Menteri Ncogo menyampaikan keinginan negaranya untuk bekerjasama dengan Indonesia. “Kami ingin bekerjasama terutama untuk bidang pertahanan seperti pengadaan Seragam Militer, serta Alutsista. Dan kami akan mengirim para dokter serta tenaga medisnya untuk mengadakan pelatihan ke Indonesia,” ujar Menteri Ncogo.

Foto : Menko Luhut bertemu dengan Utusan Khusus (Utsus) Uni Afrika Bidang Infrastruktur, Raila Amolo Odinga

Ia berjanji untuk mengirim timnya bulan depan untuk menjajaki kerjasama ini lebih jauh. Dalam hal ini, Menko Luhut menyambut baik tawaran tersebut karena menurutnya, negara ini walaupun tidak besar tetapi memiliki potensi karena menjadi penghasil minyak nomor dua terbesar di Afrika.

Sementara itu Menteri Medja mengundang Indonesia untuk mengerjakan infrastruktur transportasi di negaranya seperti kereta api.

Dalam pertemuan bilateral lainnya, yaitu dengan Menteri Ekonomi Madagaskar Richard Randriamandrato mengatakan negaranya ingin mencari kesempatan bekerjasama dengan Indonesia setelah sebelumnya beberapa negara lain juga telah berinvestasi di Madagaskar, seperti Cina dan India.

“Kami ingin sekali bekerjasama dengan Indonesia, saat ini hanya dengan Indonesia, seperti di bidang infrastruktur, juga pada bidang industri kereta api. Jadi kami mohon Indonesia untuk segera datang ke Madagaskar,” ujar Menteri Randriamandrata.

Menteri Randriamandrata menyambut baik dibukanya Kedutaan Besar Indonesia di Madagaskar. Menurutnya, pemerintahnya tertarik untuk menyelenggarakan Forum Infrastruktur Indonesia-Madagaskar. Menko Luhut berterimakasih atas antusiasme Madagaskar dan mengatakan optimisbakan terselenggaranya forum tersebut.

Uni Afrika Dalam kesempatan bilateral lainnya Menko Luhut bertemu dengan Utusan Khusus (Utsus) Uni Afrika Bidang Infrastruktur, Raila Amolo Odinga. Menurut Menko Luhut, Uni Afrika dapat menjadi pintu bagi banyak peluang kerjasama dengan negara-negara anggotanya, “Saya yakin peran Anda (Mr. Odinga) ini sangat penting sebagai Utusan Khusus Uni Afrika yang menghubungkan Indonesia dengan negara-negara Afrika,” kata Menko Luhut.

Mr. Odinga mengatakan Uni Afrika memang berperan untuk mengharmonisasikan pembangunan infrastruktur di antara negara-negara anggotanya yang berjumlah 54 negara.

Mr. Odinga melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terbilang pesat membuat ia yakin Indonesia bisa menjadi partner kerjasama pembangunan di benua tersebut.

Foto : Menko Luhut mengadakan pertemuan bilateral dengan delegasi negara Guinea Ekuatorial yaitu Menteri Pertahanan Leandro Ncogo serta Menteri PUPR Diosdado Nsue Medja

“Kami mengundang perusahaan-perusahaan Indonesia untuk berperan dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, jembatan, jalur kereta api. Serta juga di bidang industri seperti industri petrokimia, tembaga, aluminium, obat-obatan dan lain-lain,” ujar Mr. Odinga.

Menurut Menko Luhut kedua belah pihak bekerja harus cepat karena banyak perusahaan-perusahaan Indonesia yang tertarik berinvestasi di Afrika seperti perusahaan-perusahaan energi dan infrastruktur tetapi masih ada hal-hal yang belum berjalan mulus.

“Kami meminta Anda untuk membantu kami dalam menyelesaikan kesepakatan perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia-Mozambik dan Indonesia-Kenya, karena Anda adalah mantan Perdana Menteri Kenya, saya harap Anda bisa memainkan peran Anda dalam hal ini. Karena ini bisa membantu memuluskan hubungan perdagangan kedua negara,” kata Menko Luhut.

Mr. Odinga berjanji akan membantu menyelesaikan hal ini. Ia juga mengajak perusahaan-perusahaan transportasi Indonesia di bidang kapal laut dan pesawat kecil. Menko Luhut menyarankan Mr. Odinga untuk berkunjung ke galangan kapal PT. PAL dan melihat kemungkinan untuk pembelian pesawat produksi Indonesia, Propeller N-219.

Menurut Mr. Odinga, pemerintah Kenya saat ini telah menetapkan apa yang mereka sebut sebagai ‘Empat Agenda Besar’ yaitu perumahan yang terjangkau, kesehatan, ketahanan pangan dan perindustrian.

Ketika ditanya wartawan tentang kemungkinan lemahnya kemampuan finansial dari negara-negara Afrika, Menko Luhut mengatakan tentunya ada proses penjajakan dahulu untuk melihat kemampuan mereka.

“Tentunya tidak akan asal saja, kami akan melakukan penjajakan lebih dahulu. Tapi yang sangat saya apresiasi adalah karena confidence mereka dengan Indonesia. Itu yang penting sih. Jujur saja dalam hal ini saya sangat surprise,” jawabnya.

Meningkat dari tahun lalu

Forum ini diselenggarakan untuk ke dua kalinya, bertujuan tidak hanya memperkuat hubungan antara Indonesia dan Afrika yang telah berlangsung sejak Konferensi Asia Afrika 1955, tetapi juga membuka jalan baru bagi kerja sama ekonomi.

Tahun ini kerja sama ekonomi yang dihasilkan bernilai 822 juta US dolar dari kesepakatan bisnis di sektor industri, infrastruktur, pembiayaan, pertambangan, tekstil, transportasi, obat-obatan dan perdagangan komoditas. Meningkat dari tahun lalu yang menghasilkan 586 juta US dolar.

Forum ini dihadiri oleh Wakil Presiden Guinea Ekuatorial, para menteri dari Zanzibar, Tanzania, Guinea Ekuatorial dan Nigeria. Serta pimpinan delegasi dari 53 negara-negara Afrika. Dari Indonesia, selain Menlu Retno Marsudi dan Menko Luhut, turut hadir Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menkominfo Rudiantara dan Menteri BUMN Rini Sumarno. ( ir )

Loading

452 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *