YALPK | Surabaya – Berbagai upaya dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar
Parawansa untuk mempererat, dan memperkuat kembali hubungan persaudaraan antara Jatim dengan Papua, yang sempat merenggang pasca terjadinya insiden di Kota Surabaya, dan Malang pada beberapa waktu yang lalu.

Setelah mengirimkan bantuan logistik ke Papua melalui Kapal Rumah Sakit KRI dr. Soeharso-990, kemarin (31/8), orang nomor satu di Jatim ini melakukan penanaman bibit tanaman buah Matoa, yang merupakan pohon khas Papua, di halaman Edu Park, komplek Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Minggu (1/9) pagi.

Ditemui wartawan usai penanaman tersebut, Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa tujuan penanaman ini memiliki pesan simbolis, bahwa Jatim dan Papua adalah bersaudara, dalam satu bingkai NKRI. Hal ini dibuktikan dengan tumbuh suburnya buah Matoa di Jatim, seperti di Jombang, Kediri, dan Surabaya.

 

“Pesan kita adalah persaudaraan, bahwa apa yang tumbuh di Papua, kita juga mencoba menanam disini, seperti Matoa, dan ternyata tumbuh dengan subur berbuah lebat.

Mudah-mudahan persaudaraan kita juga tumbuh subur dan baik,” katanya.Gubernur wanita pertama di Jatim ini lantas menceritakan inspirasinya penanaman Matoa tersebut. Kemarin saat ada kegiatan di Kediri, dirinya melihat pohon khas Papua itu berbuah dengan sangat lebat, kemudian diambilnya buah tersebut, dan menghubungi pihak Masjid Al-Akbar untuk ikut mencari bibit untuk ditanam sekaligus mencari buah Matoa di Surabaya.

“Saya akhirnya terinspirasi menanam pohon Matoa disini, tapi karena waktunya sangat pendek, saya minta tolong untuk dicarikan di Surabaya. Alhamdulillah dapat. Hari ini, kita juga berbagi buah ini, karena belum semua mengetahui seperti apa pohonnya, bentuk buahnya serta rasanya,” ujarnya.

Usai menanam bibit Matoa, wanita yang pernah menjabat sebagai Menteri Sosial RI ini juga berkesempatan melepas peserta Jalan Sehat Bersholawat dalam rangka memperingati Tahun Baru 1 Muharram 1441 H yang juga merupakan rangkaian Peringatan Hari Besar Islam Provinsi Jatim, di halaman luar Masjid Al-Akbar Surabaya.

Sebelum pelepasan tersebut, Gubernur Khofifah menyempatkan diri untuk bersalaman dan berfoto dengan beberapa peserta yang telah memadati halaman Masjid. Kehadiran orang nomor satu di Jatim ini pun disambut dengan antusias oleh puluhan ribu peserta jalan sehat tersebut.

Dalam sambutannya, wanita yang juga merupakan Ketua Umum PP Muslimat NU ini menyampaikan, peringatan 1 Muharram bertujuan untuk memperingati perjuangan Rasulullah SAW, dalam membangun persemaian kehidupan yang lebih baik yang dibangun di atas pilar keberagaman dalam harmoni dan toleransi.Artinya, imbuh Khofifah, jika kemarin masih ada ketertinggalan, maka sekarang kita harus bergerak kearah yang lebih maju. Jika ada yang miskin, maka kita harus bergerak untuk menyejahterakan, dan jika ada yang belum terdidik, maka kita harus bergerak untuk mencerdaskan.

“Tahun baru hijriyah merupakan penanda perjuangan Rosulullah untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Nuansa Tahun Baru Hijriyah ini sangat scientific, ketika kita memperingati perjuangan Rasulullah SAW sampai hijrah dari Makkah ke Yastrib yang kemudian dikenal dengan kota Madinah sesungguhnya referensi penting bagi kita khususnya warga bangsa Indononesia yang sangat beragam seperti keberagaman warga kota Madinah tetapi dapat hidup rukun harmoni,”
pungkasnya.

Hadir dalam kesempatan ini, Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, para tokoh agama, diantaranya DR. KH. Marzuki Mustamar Ketua PWNU Jawa Timur, KH. Abdushomad Ketua MUI Jawa Timur, KH Muzakky Al Hafidz, dan Prof Dr KH Ridwan Nasir, para kepala OPD di lingkup Pemprov Jatim, para pimpinan dan pengurus Masjid Al-Akbar Surabaya, para wartawan dari berbagai media, serta puluhan ribu peserta jalan sehat bersholawat.(jf)

Loading

403 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *