YALPK | Gresik – Kepolisian Resort Gresik dalam rangka Ops Patuh Semeru Tahun 2019, mencanangkan program “Police Go To School” yang diadakan serentak di SMA NU 1 Gresik, Senin (2/09/19).
Acara Police Goes To School yang digelar bersamaan dengan upacara pengibaran bendera merah putih setiap Senin pagi, yang dihadiri langsung Kapolres Gresik AKBP Wahyu S Bintoro, SH., SIK., MSi, didampingi Kasat Lantas Polres Gresik AKP Wikha Ardilestanto, SH., SIK., MSi, Kanit Dikysa Polres Gresik IPDA Darwoyo, SH dan Anggota Unit Dikyasa Polres ,dan diikuti oleh Gresik Kepala Sekolah, para guru dan juga para pelajar SMA NU 1 Gresik
Seperti halnya disekolah SMA NU 1 Gresik adapun yang bertindak selalu Inspektur upacara AKBP Wahyu S Bintoro SH.,SIK.,Msi. Yang didampingi oleh Kasatlantas Polres Gresik AKP Wikha Ardikestanto dalam amanatnya mengatakan, ini merupakan kegiatan serentak yang dicanangkan oleh Mabes Polri dalam program Police Goes To School dan dalam rangka Ops Patuh Semeru Tahun 2019.
Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi, sekaligus menjadi peringkat kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Dimana pada tahun 2018 jumlah penduduk di Jawa Timur berjumpah 42 Juta jiwa dengan kepadatan penduduk yang tinggi, di Indonesia yakni sebesar 813 jiwa/km2 maka dengan kepadatan penduduk yang tinggi mengakibatkan Jawa Timur menghadapi berbagai masalah. Yaitu salah satunya masalah transportasi dimana ketergantungan masyarakat Jawa Timur terhadap sektor transportasi, sehingga atas hal tersebut di Jawa Timur sangat berpotensi terjadinya permasalahan antara lain kemacetan dan laka lantas.
” Berdasarkan anev Dit Lantas Polda Jatim angka laka lantas di Jawa Timur sangat tinggi bahkan cenderung mengalami kenaikan pada. Tahun 2018 namun hal tersebut berbanding terbalik pada tahun 2019 dimana pada periode bulan Januari – Juni 2018 kejadian laka lantas sebanyak 15.156 kasus namun pada periode bulan Januari – Juni tahun 2019 sebanyak 14.733 kasus ( turun sebesar 2, 79 %)” Ungkapnya.
Lanjut AKBP Wahyu, “Sedangkan perbandingan data pelanggaran lalu lintas pada bulan Januari – Juni tahun 2018 dan tahun 2019, mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 0,70%. Namun dari sekian banyak jenis pelanggaran lalu lintas, yang paling banyak adalah pelanggaran marka rambu rambu lalu lintas. Yang mana merupakan menjadi salah satu pelanggara prioritas terjadinya laka lantas”
Guna meminimlisir beberapa permasalahan tersebut diatas, serta untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam berlalu lintas bagi masyarakat guna cipta kondisi Kamseltibcarlantas. Maka Polda Jatim beserta jajaran dengan dibantu oleh stakeholder, terkait yang akan melaksanakan operasi Kepolisian kewilayah dengan sandi Patuh Semeru tahun 2019 dengan. Mengedepankan kegiatan preemtif dan preventif dengan diimbangi giat penegakkan hukum secara selektif prioritas.
Pelaksanaan operasi kali ini berbeda dengan tahun tahun sebelumnya, dimana pada opersai saat ini dilaksanakan secara mandiri kewilayaan. Sehingga baik secara administrasi maupun teknis dilapangan berdasarkan kebijakan kasatwil yang disesuaikan dengan kerawanan masing masing,”ujarnya.
Operasi Patuh saat ini akan berlangsung selama 14 hari dimulai secara serentak diseluruh wilayah hukum Polda Jatim pada tanggal 29 Agustus – 11 September 2019,” ungkap Kapolres Gresik AKBP Wahyu S Bintoro.
Sementara itu, menurut AKBP Wahyu ada 8 poin utama Sasaran prioritas pada pelaksanaan Ops Patuh Semeru 2019 ;
1. Pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan helm
2. pengendaran ranmor R4 atau lebih yang tidak menggunakan safety belt.
3. Melebihi batas kecepatan.
4. Mengemudikan ranmor dalam pengaruh alkohol.
5. Pengendaran ranmor yang dibawah umur.
6. Menggunakan handphone pada saat mengemudikan ranmor.
7. Melawan arus.
8. Gunakan lampu rotator/strobo.
Kapolres Gresik juga menjelaskan pada pelaksanaan Ops Patuh Semeru 2019 saat ini, diharapakan dapat tercapai tujuan antara lain. Meningkatnya disiplin masyarakat dalam berlalu lintas, Meminimalisir pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas, Menurunya tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas, serta Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Polri dengan terbentuknya opini positif dan citra tertib berlalu lintas pungkasnya. (bjs)