Lpk | Jakarta – PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) resmi memperoleh izin usaha final dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Perusahaan Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi atau biasa dikenal dengan nama Peer to Peer (P2P) Lending, setelah sebelumnya di tahun 2017 memperoleh status terdaftar dari OJK. Izin menjalankan usaha sebagai Perusahaan Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi tersebut tertuang dalam Keputusan OJK dalam surat tanda berizin KEP-122/D.05/2019 pada tanggal 13 Desember 2019.
Ivan Tambunan, CEO & Co-Founder Akseleran, mengatakan peningkatan status Terdaftar ke Berizin di OJK telah melengkapi izin usaha yang dimiliki oleh Akseleran dari regulator. Dengan telah berizinnya Akseleran, dia menyampaikan, semakin meningkatkan kredibilitas Akseleran dan memperkokoh serta mempercepat laju bisnis Akseleran dalam mendorong pertumbuhan UKM yang bertujuan mewujudkan Inklusi Keuangan di Tanah Air.
“Kami mengapresiasi seluruh jajaran OJK yang sudah memberikan izin usaha kepada Akseleran. Ini memompa semangat dan komitmen kami untuk terus memperkuat kepercayaan para pemangku kepentingan, khususnya kepada para pemberi pinjaman (Lender) dan penerima pinjaman (Borrower) yang terdaftar di platform Akseleran serta memastikan user experience Akseleran tetap baik dan terpuaskan secara maksimal,” ujar Ivan di Jakarta, Rabu (18/12).
Dia menjelaskan, hingga pertengahan Desember 2019, Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha secara kumulatif sebesar lebih dari Rp900 miliar kepada sekitar ribuan UKM. Tiap bulannya, Ivan mengungkapkan, saat Akseleran menyalurkan sekitar Rp80 miliar pinjaman usaha.
“Tahun 2020, kami mau scale up dan optimis pertumbuhan terus berlanjut dengan didukung adanya izin usaha ini yang akan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan Akseleran sebagai platform P2P Lending. Dari sisi volume, kami menargetkan untuk menyalurkan total pinjaman usaha kepada UKM berbasis invoice financing dan pra invoice financing sebesar Rp2 triliun di akhir tahun depan dengan melakukan sejumlah strategi, yakni menambah jumlah Lender baik dari retail maupun dari institusi dan juga jumlah Borrower bisa melalui direct sales maupun skema partnership,” terangnya.
Dalam hal, partnership, menurut Ivan, akan dilakukan dengan platform digital maupun dengan skema partnership supply chain financing. Untuk memperkuat kepercayaan pemberi pinjaman, katanya, salah satu yang sudah dijalani oleh Akseleran adalah hampir seluruh kampanye pinjaman di Akseleran sudah terfasilitasi dengan proteksi asuransi kredit yang saat ini menjamin pengembalian pokok pinjaman hingga 85% jika terjadi keterlambatan pembayaran oleh borrower lebih dari 90 hari.
“Hal penting lainnya yang selalu kita perhatikan, yakni mengenai experience dimana para Lender bisa mendapatkan imbal hasil yang relatif lebih tinggi, merasa aman dan nyaman menggunakan Akseleran dan adanya peningkatan dari UI/UX pada Aplikasi Akseleran. Sedangkan dari sisi para Borrower, kita bisa memberikan produk pinjaman yang fleksibel, proses assessment yang lebih cepat dan pencairan juga lebih cepat sehingga memudahkan mereka dalam memperoleh pinjaman usaha,” tambah Ivan. ( ir )