YALPK | Surabaya – Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI) bersama aliansi peduli sehat kembali mempertegaskan komitmennya dalam mengawal isu pertembakauan yang ada di Indonesia. Salah satunya dengan mendukung segala bentuk upaya pengendalian tembakau yang dilakukan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah dan menolak segala bentuk kegiatan yang sifatnya dapat melemahkan atau merupakan ancaman bagi pengendalian tembakau yang dilakukan oleh pihak manapun. Melihat akan diselenggarakannya kegiatan World Tobacco Asia (WTA) di kota Surabaya pada tanggal 1617 Oktober 2019, maka ISMKMI bersama aliansi peduli sehat melakukan aksi menolak WTA 2019 pada hari Senin tanggal 14 Oktober 2019 di Kantor Walikota Surabaya guna menyampaikan tuntutan-tuntutan untuk membatalkan kegiatan WTA.

World Tobacco Asia (WTA) merupakan kegiatan eksibisi rokok dan prasarana otomatisasi industri yang diikuti oleh para pelaku industri rokok dari seluruh dunia. Pameran ini bertujuan memperkenalkan produk tembakau serta alat mesin rokok dari berbagai belahan dunia dan mengundang investor untuk menanamkan investasinya. Indonesia kembali dijadikan target industri rokok dalam memasarkan produknya. Bukan hal baru bagi Indonesia. Hal ini berarti bahwa Indonesia dijadikan tempat penyelenggara kegiatan WTA karena dianggap ramah bagi industri rokok sekaligus bentuk pelecehan bagi Indonesia.

Selain itu, kegiatan WTA ini mengakibatkan Indonesia semakin sulit untuk mengesahkan regulasi pengendalian tembakau, yaitu meratifikasi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control). Sebagaimana FCTC bertujuan untuk melindungi generasi sekarang dan mendatang dari kerusakan kesehatan, sosial, lingkungan dan konsekuensi ekonomi dari konsumsi tembakau serta paparan terhadap asap tembakau.

Ketegasan dan komitmen pemerintah dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya harus benar-benar diperlihatkan melalui regulasi pengendalian tembakau dan mengeluarkan sikap tegas membatalakan kegiatan WTA ini yang merupakan ancaman bagi masa depan Indonesia Sehat. Kualitas masa depan suatu bangsa ditentukan oleh 3 (tiga) hal, yaitu kesehatan, pendidikan, dan demokrasi. Bangsa yang sehat, terdidik, dan demokratis memiliki peluang lebih besar untuk mempertahankan keberadaannya dalam jangka waktu yang sangat lama. Sebaliknya, bangsa yang lemah dan sakit, bodoh serta anti-kritik hanya bisa menghitung waktu dalam menunggu kehancurannya. Idealnya, generasi muda saat ini menjadi modal pembangunan bukan malah menjadi beban pembangunan dalam menyambut bonus demografi. Dalam menciptakan modal pembangunan, pememrintah mempunyai peran penting dalam tegas membuat serangkaian aturan yang sinkronisasi terhadap upaya pembangunan kesehatan, bukan malah menggadaikan kesehatan demi hal-hal lain yang merupakan ancaman bagi visi Indonesia Sehat.

Kondisi yang sedang dialami bahwa pengendalian tembakau yang bertujuan melindungi dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa tidak kunjung memperlihatkan perkembangan yang signifikan. Di ranah hukum bangsa kita berhasil membentuk PP No. 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan dan kemudian di dukung dengan UU Kesehatan. Di ranah politik kita berhasil menjaga alam kebebasan berserikat, berkumpul, dan berpendapat di muka umum dengan cukup kondusif. Namun, di ranah teknis pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) belum berjalan maksimal, tidak-bulatnya komitmen dari segala sektor dalam pelaksanaannya, sehingga dapat dikatakan bangsa ini masih jauh dari kata berhasil.

Upaya pengendalian tembakau yang dibentuk melalui peraturan pemerintah baik pusat maupun daerah dengan konsep KTR malah justru menunjukan gejala pelemahan dan kemundurannya. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya angka perokok pemula atau usia dini dan angka kesakitan bahkan kematian yang dipicu oleh perilaku merokok. Hal ini, sudah sangat jelas memiliki dampak yang buruk bagi pembangunan kesehatan di Indonesia.

ISMKMI bersama aliansi peduli sehat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh hiruk-pikuk tersebut menilai perlu kerjasama seluruh pihak lintas sektor untuk memperbaikinya. Perbaikan itu sepatutnya diawali dengan pondasi kesadaran kolektif sebagai sesama putra-putri bangsa yang menginginkan tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Melihat kondisi tersebut, ISMKMI bersama aliansi peduli sehat merasa perlu menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan pengendalian tembakau. Atas nama ISMKMI bersama aliansi peduli sehat, menyampaikan pernyataan sikap bahwa MENOLAK penyelenggaraan World Tobacco Asia (WTA) 2019 di kota Surabaya. Penolakan penyelenggaraan WTA ini diikuti dengan beberapa penegasan yaitu:

1.Menuntut presiden dan walikota Surabaya membatalkan penyelenggaraan WTA serta berjanji tidak akan memberikan izin terhadap kegiatan yang berkaitan dengan pameran produk tembakau kembali di Indonesia.

2.Menuntut dengan tegas walikota Surabaya untuk menghentikan pelaksanaan kegiatan WTA dan mengeluarkan pernyataan sikap dan komitmen terkait kegiatan WTA.

3.Menuntut penyelenggara untuk berjanji tidak akan melakukan kegiatan WTA atau sejenisnya yang berkaitan dengan pameran rokok kembali di Indonesia.

4.Menyatakan kekecewaan terhadap pemerintah kota Surabaya yang membiarkan penyelenggaraan WTA yang bertolak belakang dengan komitmen pemerintah kota Surabaya dengan predikat Kota Layak Anak dan Perda kota Surabaya No. 2 Tahun 2019 tentang Kawasan Tanpa Rokok.

5.Menilai bahwa perkembangan perindustrian tembakau adalah langkah mundur paradigma sehat dan mengkhianati nawacita presiden bidang kesehatan dan visi Indonesia SDM Unggul.

6.Mengajak seluruh mahasiswa, akademisi, praktisi, serta seluruh elemen masyarakat untuk tidak berhenti memperjuangkan Indonesia Sehat 2025. ( ir )

Loading

879 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *