Lpk | Jember – Gapoktan Tani Subur dari Desa Darsono Kecamatan Arjasa, anggota HKTI Jember membuat pupuk organik olahan sendiri. Presentasi pupuk organik dan Pupuk Organik Padat (POP) disampaikan kepada anggota lainnya saat acara HKTI Jember dengan Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan, Selasa (6/4/2021).

Gapoktan Tani Subur merupakan pionir anggota HKTI Jember yang fokus menggagas pupuk organik. Hal ini disebabkan sudah terlalu lama petani memakai pupuk anorganik (kimia) sehingga kondisi lahan pertanian cenderung rusak.

Ketergantungan petani pada pupuk pabrikan semakin parah. Sekian puluh tahun pupuk urea, ZA, NPK dan nama lainnya sudah sangat melekat di pikiran petani. Diperparah lagi tidak ada upaya serius dari Pemerintah untuk menghentikan penggunaannya.

Abdur Rahman dan Sayudi, Wakil dari Gapoktan Tani Subur, mempresentasikan daya kerja pupuk organik pada anggota lain. Beberapa botol cairan pupuk dan POP dialiri arus listrik, dan hasilnya lampu menyala.

Sayudi mengatakan, hal ini bisa karena cairan pupuk organik mengandung elektrolit yang bisa menyuburkan tanah. “Ada dua cara penggunaannya, ada yang disiramkan ke tanah dan disemprotkan ke daun tanaman,” kata Sayudi ditemani Abdur Rahman.

Ada beberapa ramuan pupuk cair yang dibawa oleh mereka berdua. Salah satunya dari bahan kotoran kambing yang sudah difermentasikan dan dicampur bahan lain.

Selain itu kedua petani asal Desa Darsono membawa Pupuk Organik Padat. Bahannya dari kotoran kambing juga (sudah difermentasikan), bubuk kayu (sudah disterilkan), arang, dan bahan lainnya. Ketika dites dengan lampu ternyata POP juga mengandung elektrolit yang bisa menyuburkan tanah. “POP ini sebagai pupuk dasar,” kata Abdur Rahman.

Tani Subur sudah menerapkan pada tanaman padi, timun, tomat dan sayuran lain. Hasil yang didapatkan buahnya lebih banyak dan lebih manis. Mereka mencoba sejak September 2020. Awalnya 2 kelompok dan saat ini 8 kelompok. Bahkan diusulkan rumah organik setiap kelompok.

Pada kesempatan tersebut HKTI mengundang Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai mitra kerja. Pihak bank tidak hanya mengenalkan produk saja tetapi mengenalkan sistem pemasaran yang bisa diakses oleh anggota HKTI seperti Web Pasar BRI.

Ketua HKTI Jember, Jumantoro, mengapresiasi salah satu Korcam yang berinovasi pengadaan pupuk organik. “Kita akan kembangkan sehingga nantinya seluruh anggota terbiasa pakai pupuk organik,” katanya.

Bahkan ia merencanakan lokasi tanam yang menggunakan pupuk organik akan dijadikan eco wisata. “Tunggu tanggal launching ya,” ucap Cak Jum sapaannya.

Di bagian lain Plt Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan, Ir Imam Sudarmaji, mengatakan, memang kondisi tanah petani sudah terlalu lama menggunakan pupuk kimia.

“Kami dukung upaya penggunaan pupuk organik. Nanti kita akan agendakan pelatihan-pelatihan juga” pungkas Imam.

Reporter : Sigit

Loading

374 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *