YALPK | Ponorogo – Dengan terealisasinya Anggaran Dana Desa tiap tahun, Diharapkan dapat mempercepat pembangunan infrastruktur wilayah pedesaan. Proses pengerjaan yang sistemnya swa kelola juga diharapkan dapat mengutamakan efisiensi tenaga kerja setempat dan lebih mengutamakan kekuatan bangunan yang dikerjakan bila dibandingkan dengan dipihak ketigakan ( kontraktual ).

Namun lain halnya yang terjadi di Desa Panjeng, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo. Salah satu titik sasaran yang menjadi program Dana Desa adalah pekerjaan Talud Saluran. Kegiatan ini didanai oleh Dana Desa tahun 2018 dengan nilai anggaran sebesar Rp.331.240.000,00 dan panjang Talud Saluran mencapai 450 m.

Dalam pengerjaannya diduga asal – asalan. Pasalnya, bangunan yang Selesai dikerjakan di akhir tahun 2018 lalu, kini sudah rusak bahkan dititik tertentu ada yang ambrol.

Imron, Mukhodas dan Amir selaku Anggota Tim Pelaksana Kegiatan ( TPK ) Desa Panjeng saat dikonfirmasi di Kantor Balai Desa menuturkan bahwa ambruknya bangunan dikarenakan curah hujan yang sangat deras dan kotoran bekas kayu banyak berserakan. “setelah hari raya akan kita perbaiki dengan anggaran dana diperoleh dari swadaya masyarakat petani mas”, ujar mereka.

Ditemui secara terpisah, Kepala Desa Panjeng Didik Kuncoro, mengatakan bahwa ambruknya atau gesernya bangunan itu disebabkan adanya luapan air hujan hingga menyebabkan banjir besar. Saat ditanya apakah sesuai dengan Bestek, pihaknya menjawab bahwa yakin sudah sesuai rencana. Dan kenapa pondasinya banyak yang berlubang jika sudah sesuai pak? “Terkikis air, ” ungkapnya.

Saat tim LPKNM crossceck lapangan, banyak temuan yang patut diduga bermasalah. Antara lain bangunan retak-retak, pondasi bangunan talud banyak yang sudah berlubang / terkikis air dan dapat menyebabkan ambruk susulan yang kemungkinan akan segera terjadi dan ukurannya yang kurang sesuai dengan gambar, (red).

Adapun Petani yang dikonfirmasi dan tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa Proyek Saluran Talud itu dikerjakan bukan dari warga Desa setempat. “ada mandor dari Desa sebelah yang membawa banyak anak buah/pekerja untuk mengerjakannya mas”, terangnya.

Entah mengapa bangunan yang ambrol itu langsung dibangun kembali oleh TPK Desa Panjeng dan tidak sesuai jadwal yang mereka rencanakan setelah Hari Raya Idul Fitri. (fer)

Loading

642 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *