Lpk | Sidoarjo – Program Job Matching Bursa Kerja Khusus (BKK) dan Penyuluhan Bimbingan Jabatan di SMK terus digelar Pemkab Sidoarjo. Program inovasi yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sidoarjo itu salah satu cara untuk mengkikis angka pengangguran di Kabupaten Sidoarjo.

Perekrutan tenaga kerja lulusan SMK menjadi tujuan program tersebut. Oleh karenanya program itu selalu menggandeng dunia industri. Seperti halnya Job Matching BKK dan Penyuluhan Bimbingan Jabatan yang dilakukan di SMK YPM 4 Taman. 12 industri hadir untuk membuka lowongan kerja dalam program tersebut.

Kemarin, Rabu (9/11), program itu di buka Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor Ali, S.IP yang didampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja Ainun amalia, S.Sos, serta beberapa pejabat OPD lainnya. Bupati Sidoarjo mengapresiasi positif kegiatan itu. Pasalnya program tersebut sejalan dengan salah satu dari 17 program prioritasnya yakni membuka 100 ribu lapangan kerja.

“Pendidikan SMK merupakan salah satu upaya pengentasan pengangguran yg cukup signifikan angkanya di Sidoarjo. SMK dinilai lebih relevan dengan kebutuhan industri saat ini,”ujar bupati yang akrab dipanggil Gus Muhdlor itu.

Oleh karenanya lanjut Gus Muhdlor, SMK dimintanya tidak terpaku pada kurikulum yang ada.  Tetapi harus ada inovasi dan terobosan agar kurikulumnya didasarkan pada basis industri sekitarnya. Dengan kata lain, SMK dapat menyesuaikan lulusan yang dibutuhkan oleh Industri yang ada disekitarnya.

“Industri apa yang ada di daerah itu maka kebutuhan industri itu yang harus disiapkan di SMK,”ujar Gus Muhdlor.

Lebih lanjut Gus Muhdlor mengingatkan pentingnya peranan networking pada dunia sekolah yang nantinya akan bermanfaat juga pada dunia kerja. Dikatakannya zaman sekarang bukan hanya bicara tentang kompetensi, tapi juga bicara tentang networking.

“Akan terasa kurang afdhol ketika cuma punya kompetensi, tetapi networking tidak ditata, nanti akhirnya juga percuma,”ucapnya.

Selain pentingnya networking, Gus Muhdlor juga menyampaikan pentingnya daya banting siswa dalam memasuki dunia kerja. Oleh karenanya ia berharap agar pihak sekolah memupuk kekuatan daya banting siswanya.

“Kalau sudah punya netwoking yang kuat, akan menjadi ranah dari yayasan, guru, dan sekolah, dimana harus juga mempersiapkan struggle atau daya banting bagi siswa-siswinya. Karena daya banting ini juga dibutuhkan, dan harus diperkuat agar tidak tergeser dengan daerah lain,” tutup Gus Muhdlor, putra KH. Agoes Ali Mashuri pengasuh Ponpes Progresif Bumi Sholawat Lebo Sidoarjo.

Reporter : Edy

Loading

157 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *