Lpk | Surabaya – Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (Jatim) menilai, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan ke dua tahun ini akan alami peningkatan 2-3%.
Proyeksi kenaikan ini diperkirakan karena tingginya daya beli masyarakat, terutama saat menjelang Ramadhan dan Lebaran tahun 2021.
Kepala BI Jatim, Difi Ahmad Djohansyah mengatakan ini di Surabaya, Jumat Malam (9/4/2021).
Dijelaskannya, selama Triwulan ke 1,2, dan Triwulan ke 3 tahun 2021, ekonomi Jawa Timur grafik perekonomian Jatim memang masih sulit diprediksi.
Pasalnya, kata Difi A. Johansyah, pertumbuhan ekonomi masih tergantung pada demand masyarakat, daya beli masyarakat masih landai belum ada pergerakan yang sangat signifikan.
“Tapi kita optimis ekonomi Jatim akan tumbuh diatas 5,3%, karena industri manufaktur di Jatim sudah mulai bergerak.”ujarnya saat acara ‘Cangkrukan Media’ Tetap Produktif dan Inovatif di Masa Ujung Pandemi Surabaya.
Difi A. Djohansyah menambahkan, di moment Lebaran tahun 2021 ini ekonomi Jatim akan lebih baik, dibanding Lebaran tahun lalu.
Karena, terang Difi, Lebaran tahun 2020 lalu kondisi masih lock down, sementara Lebaran tahun 2021 ini tidak ada lock down, tapi penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) tetap ketat dijalankan.
“Saya coba keliling hotel-hotel dan coba tanya, ternyata okupansi hotel sekarang ini sudah mulai bergairah tuh. Artinya saat lebaran bisa jadi ekonomi Jatim akan terkerek naik”, jelas Difi A. Djohansyah.
Ia kembali mengatakan, inflasi di Jatim sendiri saat ini relatif stabil, namun inflasi yang menunjukkan adanya demand masyarakat sudah mulai muncul.
“Dibanding inflasi tahun lalu, demand masyarakat benar-benar tidak ada sama sekali, Karen kebijakan lock down, PSBB, dan pembatasan jam operasional usaha. Nah tahun ini kami optimis ekonomi Jatim mulai menanjak kembali,” ungkapnya.
Reporter : Ida