Lpk|Sidoarjo – Penyaluran bantuan paket sembako kepada warga yang terdampak Covid 19 untuk 50 warga penerima manfaat dilakukan secara simbolis oleh Ketua TP-PKK Kabupaten Sidoarjo, Hj. Sa’adah Ahmad Muhdlor (Ning Sasha) di Desa Simoketawang. Senin, (27/9/2021).
Desa yang berada di wilayah kecamatan Wonoayu itu merupakan desa ke- 40 yang warganya mendapatkan bantuan sembako. Desa Simoketawang merupakan salah satu desa di Sidoarjo yang dikenal sebagai penghasil olahan makanan dari buah Kelengkeng. ini berkat kerja keras Kepala Desa dan jajarannya yang berhasil membangun Bumdes Kampung Wisata Kelengkeng.
Ning Sasha mengapresiasi perangkat desa Simoketawang yang mampu menggerakkan Bumdes. Dengan adanya Bumdes Kampung Wisata Kelangkeng ini maka perlahan-lahan perekonomian warga berangsur meningkat.
“Sudah saatnya setiap desa itu menggali potensi lokal untuk penguatan ekonomi masyarakat. Bila ada satu saja wisata lokal di setiap desa maka bisa mengangkat kesejahteraan warga sekitar,” katanya.
Dari satu tempat ini akan banyak orang yang ikut andil khususnya UKM-UKM pengolahan makanan dan minuman berbahan dasar kelengkeng itu sudah sangat luarbiasa, kedepan tentu pemerintah akan memfasilitasi terkait masalah perijnan, kemasan serta pemadsaran karena ini adalah tanggung jawab pemerintah kabupaten Sidoarjo khususnya TP.PKK Sidoarjo agar pemulihan ekonomi pasca pendemi akan segera tercapai dengan sebaik-baiknya dan secepat-cepatnya.
“Kami tidak menyangka pada saat pembagian bansos ke-40 di desa Simoketawang punya Wisata Petik Kelengkeng. Kami akan dukung penuh keberadaan wisata petik Kelengkeng ini, harapan kita bukan hanya dikenal di Sidosrjo saja melainkan juga dikenal oleh daerah lain,” kata Ning Sasha.
Pada kesempatan ini kades Simoketawang Zainudin Ilyas mengajak rombongan TP.PKK untuk melihat potensi yang sedang dikembangkan oleh warga Desa Simoketawang yaitu Kampung Wisata Kelengkeng.
Desa Simoketwang sudah dikunjungi beberapa akademisi yang mendampingi riset dalam mengembangkan beberapa jenis varietas buah kelengkeng. Banyak hasil olahan makanan dengan bahan dasar kelengkeng, seperti kopi dan sirup.
Pengelolaan Usaha Kelengkeng dibawah Bumdes dilakukan mulai dari tahun 2017. Program pengembangan yang sudah direncanakan mulai tahun depan yaitu minimal ada 1 pohon kelengkeng ditanam di rumah warga. Untuk pengembangan lahan, Bumdes akan menambah lagi tanah 1 hektar yang sudah disiapkan. Lahan itu nantinya akan ditanami 200 – 250 bibit pohon kelengkeng.
Apa yang akan dicapai kedepan adalah untuk mengangkat potensi ekonomi masyarakat pedesaan. Pemerintah Desa menggandeng Universitas 17 Agustus Surabaya sudah membentuk kelompok Asuhan Mandiri (Asman). Ada beberapa kelompok Asman beranggotakan dari ibu-ibu yang akan membuat berbagai macam produk olahan dari buah Kelengkeng.
Kedepannya diharapkan bantuan dari pemerintah yang bisa membantu mempermudah mengurus izin usaha termasuk pemberian nama merk/brand produk dari Bumdes Wisata Kelengkeng Desa Simoketawang.
“Seperti pada produk kami yang bernama koleng (Kopi Kelengkeng) yang dibuat dari 70% biji buah Kelengkeng dan 30% Kopi Robusta. Sepertinya produk ini hanya ditemukan di Desa Simoketawang. Kami berharap kedepan kampung wisata Kelengkeng ini akan lebih dikenal, karena disini kami bukan menanam Kelengkeng dan jual Kelengkeng saja tetapi kami nenanam Kelengkeng untuk diolah dijajdikan berbagai makanan dan minuman,” terang Zainuddin.
Di Kebun Wisata Kelengkeng telah sudah dikembangkan beberapa varietas Kelengkeng, seperti varietas Kelengkeng New Cristal dan Kelengkeng Merah yang jenisnya masih langka dan masih langka di pasaran.
Reporter : Hery-Amir