YALPK | Surabaya – Di hadapan 1.470 wisudawan wisudawati program Diploma, Sarjana, Magister
dan Doktor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengingatkan kembali pesan Bung Karno pada HUT Kemerdekaan RI tahun 1963 tentang pentingnya menyiapkan investasi keterampilan manusia (human skill investment), investasi material (material investment), dan investasi mental (mental investment) dalam proses pembangunan Indonesia.
Pesan itu disampaikannya, saat memberikan Pembekalan Wisuda ke-119 Program Diploma, Sarjana, Magister dan Doktor Untag Surabaya di Kampus Untag Jalan Semolowaru Surabaya, Sabtu (7/9).
Menurutnya, dalam menyiapkan human skill investment, salah satunya dilakukan melalui pendidikan vokasi. Tidak hanya itu, kesiapannya juga dibutuhkan keberseiringan antara applied science, humaniora dengan vokasi. Apalagi di era saat ini keterampilan (skill) dan keahlian serta ilmu terapan sangat penting agar sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dunia industri serta memberi dampak kemudahan dan percepatan akses layanan publik.
Selanjutnya, material investment terutama di era industri erat kaitannya dengan daya saing (competitiveness). Dimana saat ini tidak hanya bisa menghitung daya saing provinsi dan negara sendiri, tetapi harus menyeiringkan nilai competitiveness dari beberapa negara lain. Di ASEAN misalnya, Vietnam dan Kamboja, mereka sudah memberikan insentif kemudahan berusaha yang luar biasa, maka Pemprov Jatim perlu melakukan lompatan inovasi yang bisa meningkatkan daya saing industri tanpa mengganggu lahan produktif pertanian.
“Selain human skill, pada tataran material investment, seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo, yang perlu disiapkan saat ini antara lain pentingnya penyederhanaan dan pemangkasan berbagai perizinan yang memberatkan investor yang mau masuk Indonesia. Ini seringkali disampaikan Presiden. Investasi dalam dan luar negeri sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkualitas ,” katanya.
Khofifah mengatakan, selain human skill dan material investment, menurut Bung Karno yang harus disiapkan bangsa ini adalah mental investment. Penyiapan mental ini juga disampaikan Presiden Jokowi lima tahun lalu melalui program Revolusi Mental.
“Pada posisi seperti ini saya mengajak kita bangun sportivitas, obyektifitas dan motivasi yang kuat. Kita bangun seluruh energi positif, buang energi negatif, bangun produktivitas dan buang sesuatu yang destruktif,” kata orang nomor satu di Jatim ini.
Lebih lanjut menurutnya, selain human skill, material dan mental investment, Bung Karno juga berpesan dalam Pidato Trisaktinya pada HUT Kemerdekaan RI tahun 1964 yang isinya adalah berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara sosial budaya.Berdaulat secara politik, sebut Khofifah, yang harus dilakukan bangsa ini adalah dengan menutup pintu dan mewaspadai kepada pihak manapun yang mengancam kedaulatan dan integritas NKRI.
Selanjutnya dalam berdikari secara ekonomi, dalam konteks interdependensi, semua pihak harus bekerjasama dan bergandeng tangan, baik antar daerah, provinsi maupun antar negara baik skala global, regional maupun bilateral. Dalam posisi berdikari di bidang ekonomi, saat ini Jatim ditunjuk sebagai pilot project making Indonesia 4.0 oleh Kementerian Perindustrian.
“Ada target bahwa tahun depan akan lahir unicorn-unicorn baru dari Jatim. Dan saya rasa embrio dan potensi kita cukup dan memungkinkan. Saya mengajak seluruh kaum millenial dan pelaku start up termasuk wisudawan wisudawati Untag untuk bergandengan tangan melakukan sharing economy atau bersama-sama bergotong royong mewujudkan ini. Jangan pernah merasa kecil bila kita bergandengan tangan
maka Insya Allah bisa kita capai. Apalagi saat ini kita sedang menyiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari dimana pertama kalinya ada cluster digital IT di dalamnya,”jelasnya.
Sementara itu berkepribadian di bidang budaya, sebut Khofifah, dilakukan dengan membuat siapapun yang datang ke Jatim diterima dengan baik dan dipastikan tinggal dalam suasana aman, nyaman dan tenteram.
“Jatim menjadi tempat bertemunya peradaban dunia serta kearifan lokal, kita harus menyiapkan jatim sebagai rumah kita semua,” tuturnya.
Di akhir, dirinya mengajak kepada seluruh civitas akademika Untag untuk berikhtiar bersama demi terwujudnya kemajuan bagi Provinsi Jatim maupun Indonesia. Apalagi Untag masuk dalam peringkat 57 besar PTN/PTS se-Indonesia.
“Kepada para wisudawan wisudawati, saya berpesan untuk memberikan dedikasi terbaik bagi bangsa dan negara. Serta mampu berkontribusi dalam pembangunan serta membahagiakan keluarga masyarakat bangsa dan negara serta almamater,” pesannya.(jf)