Lpk | Surabaya – Tahun baru masehi 2020 kurang satu hari lagi, terlena dengan suasana sehingga tak terasa sudah memasuki di penghujung akhir tahun. Perjalanan hidup selama 12 bulan terlewati dari detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari, bulan ke bulan sampai tahun ketahun. Dengan segala pengalaman mulai dari sedih, marah, bahagia sudah selesai dilalui. Terlepas dengan pengalaman dari perjalanan hidup di tahun 2019 yang akan menjadi Guru di tahun 2020, bisa menjadi pribadi yang lebih baik,

pengalaman pribadi bisa bermanfaat bagi orang lain. Kehidupan makluk yang bernama manusia, tentunya tak terlepas dari berbagai sebuah peristiwa, rintangan, tantangan, pengalaman dan kesempatan, sehingga dapat dijadikan pembelajaran oleh manusia, agar menjadi pribadi yang lebih baik dari hari kemarin. Diakui atau tidak, sebuah pengalaman merupakan hal yang terbaik, sehingga manusia tidak akan jatuh dilubang kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.

Sosok manusia yang satu ini adalah seorang tokoh yang cukup bijak dalam mengambil sebuah tindakan, membantu kesulitan orang lain tanpa diketahui orang lain, iklas, amanah, jujur, adil. Siapakah gerangan orang tersebut ? Jawabanya adalah tidak lain dan tidak bukan, seorang tokoh masyarakat yang cukup dikenal di Nusantara, yaitu putra bupati Pacitan RS Tedjo Soemarto, Sugeng Nugroho SH, acap kali dipanggil pak Sugeng.

Berlanjut dengan tahun 2020, Sugeng bercerita kepada salah awak media ini via hp Senin, (30/12/2019).

Mungkin banyak manusia dimuka bumi ini ada yang pernah merasakan dan menjalani hidup yang berat, menyakitkan. Kehidupan bak panggung sandiwara yang tak mungkin selesai sebelum kiamat.

“Bilamana kita merasakan kejadian pahit, mungkin kita membutuhkan kalimat bijak, kalimat filosofi dari para tokoh sufi, ulama, yang dapat memberikan motivasi diri pribadi, kata – kata tersebut bisa kita jadikan sebagai bahan renungan sehingga menjadi bahan intropeksi. Belajar dari pengalaman ditahun 2019, filosofi dan kalimat bijak tentunya dapat membantu memberikan semangat dengan pola pikir positif dan mental yang lebih baik masuk di tahun 2020 nanti, kata Sugeng.

Sugeng masih semangat melontarkan peluru kalimat filosofi, kepada petugas pena, bak bom atum yang jatuh di Hirosima dan Nagasaki.

” Hidup itu dihayati, jangan pernah membuatnya sakit, Sebenarnya hidup itu sederhana bila kita jalani dengan sabar, gembira dan bahagia. Jalani saja hidup ini dengan kapasitas kita, dan jangan pernah ikut campur dikehidupàn orang lain. Nikmat kan !!!

Akan tetapi kita sendiri yang tidak mampu menjaga adab atau aklak kita, sehingga justru kita mengedepankan nafsu yang merugikan orang lain. Tanpa disadari hidup kita terasa berat dan sulit, dikarenakan kebiasaan kita sering bergosip, memcemooh orang lain tanpa sebab, karena ada rasa iri dalam hati, membuka aib orang lain, berucap buruk dan tidak benar, menganggap diri kita yang paling hebat, inilah yang menjadikan diri kita hidup terasa sulit,” tutur Sugeng.

Biarkan kehidupan seperti air mengalir, kata – kata ini sering terucap di bibir Sugeng, hidup ini merupakan serangkaian perubahan yang alami dan spontan. Janganlah menolak kodrat Illahi, sebab itu hanya membuat penyesalan. Biarkan lah yang riil menjadi riil, biarkanlah sesuatu yang mengalir dengan alami kemanapun ALLAH menentukan, seperti Syair yang diciptakan oleh Gesang, yang berjudul bengawan Solo, AIR MENGALIR SAMPAI JAUH.

” Saya meyakini, membiarkan sesuatu hal mengalir secara alami, tak ubahnya kita menerima kenyataan hidup yang kita hadapi tanpa harus jahil. Dibalik setiap peristiwa, tentunya ada hal baru yang bisa kita petik hikmahnya,” ujarnya.(red)

Loading

439 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *