YALPK | Surabaya – Teknologi dan informasi sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk membantu kegiatan sehari-hari. Salah satunya adalah untuk mempermudah dalam hal pendataan masyarakat. Sayangnya, masih ada juga instansi sosial seperti panti asuhan yang belum mengikuti perkembangan IT seperti yang lainnya.
Melihat hal itu, dosen Sistem Informasi Universitas Narotama, Immah Inayati, S.Kom.,M.Kom.,MBA membuat sebuah program sistem informasi manajemen dan kepengasuhan untuk panti asuhan Muhammadiyah di Jawa Timur berbasis web.
“Panti Asuhan Muhammadiyah belum memiliki sistem informasi manajemen. Padahal di Jatim totalnya ada 99 panti asuhan dengan setidaknya 4.000 anak asuh. Semuanya belum memiliki catatan berbasis sistem informasi. Selama ini masih manual,” kata Immah.
Pendataan anak asuh dan pengasuh serta bantuan masih berupa cacatan di buku dan beberapa menggunakan program Microsoft Excel, tapi itu tentu belum cukup. Terutama jika ingin mengintegrasikan seluruh panti asuhan di Jatim dengan maksimal.
“Sistem manual jelas tidak maksimal untuk memonitoring perkembangan sebuah panti asuhan. Pimpinan jadi sulit untuk mendapatkan laporan panti secara cepat dan tepat, sehingga kesulitan untuk mengembangkan panti serta anak asuh sesuai yang dibutuhkan. Padahal anak asuh memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan,” lanjut Kepala Program Studi Sistem Informasi UNNAR itu.
Sistem informasi yang akan dibangun Immah bersama mahasiswa SI UNNAR itu mencakup pendataan anak asuh, orangtua asuh, catatan keuangan, catatan bantuan, dan daftar kegiatan, serta akan terintegrasi dengan seluruh panti asuhan Muhammadiyah di Jawa Timur. “Kendalanya masih ada pada server. Karena sebenarnya sistemnya sudah ada namun ketika coba diaplikasikan, servernya belum bisa,” ujar dosen kelahiran 14 Desember 1985 itu.
Target selanjutnya adalah melengkapi sistem informasi untuk panti dan pesantren dengan akses mengenai beasiswa, termasuk beasiswa Bidikmisi. “Karena di panti pesantren kan jenjangnya hanya sampai SMA. Setelah itu mereka mencari sendiri untuk kuliah. Jadi inginnya berkontribusi juga untuk memudahkan mereka studi lanjut,” ungkap wanita asal Malang itu.
Immah juga baru saja mendapatkan kesempatan menjadi salah satu perwakilan Indonesia untuk melakukan permagangan dosen di luar negeri untuk persiapan studi Doktoral dalam program Bridging dari Dikti. Immah terpilih menjadi salah satu perwakilan untuk berangkat ke University of Western Australia di Perth, Australia pada Desember 2018.
Dari program tersebut, Immah mengaku sangat tertarik dan sedang mempersiapkan untuk studi S3 di Australia. “Suasana di Perth enak sekali untuk belajar dan kemarin juga sudah bertemu dengan profesor di Business School UWA. Jadi sedikit banyak sudah ada pandangan akan meneliti apa di sana nanti,” tutupnya. (ir)