Lpk | Batam – Etik Herawati perempuan yang menghidupi anak-anaknya sebagai driver online dan penghasilan sebagai driver disisikan untuk membayar angsuran kredit mobil bermasalah setelah pandemi Covid-19.
Sebelumnya Etik lancar-lancar saja dalam mengansur unit Agya Nopol BP 1456 MA warna hitam , dengan adanya pandemi Covid-19 dan Batam masih dalam status Level 3, Etik mengalami kendala dan menjadi target Debt Collector TAF.
Kepada wartawan media LPK Nusantara Merdeka www.tabloidlpk.or.id Etik Selasa (28/9/202) menuturkan ” kalau dirinya ada yang membuntuti dan langsung menghubungi Bu Parida Sambiring Ketua DPD YALPK Kepri melalui voice note “.
“Selama dalam perjalanan itu saya putar-putar dari City Walk sampai ke depan hotel Central, Bu Parida menyampaikan pesan jangan sampai turun dari mobil dan menolak untuk memberikan kunci kepada Debt Collector meskipun dipaksa,” terangnya.
Masih keterangan Etik “diputuskan oleh Ketua DPD YALPK Kepri untuk bertemu di kedai kopi Instar Nagoya”.
Begitu sampai dilokasi kedai kopi Instar Nagora pukul 12.30 WIB Parida mengatakan kepada 2 orang dari pihak
pihak Debt Colletor ” tidak ada penarikan unit oleh pihak Debt Colletor kepada debitur sebelum ada keputusan dari pengadilan “.
Debitur memang ada tunggakan selama pandemi Covid19, sebelumnya lancar-lancar saja . Sedangkan debitur sudah mengansur 27 kali dengan nominal Rp. Rp. 3.756.000 perbulan, dan dari pihak debitur sudah meminta kepada Laesing Toyota Astra Finance (TAF) untuk schedule ulang 3 kali. Kata Parida.
Dan hal ini DPD YALPK Kepri mengkonfrimasi kepada OJK dan TAF serta intansi pemerintahan di Jakarta terkait Fainance agar ada pertimbangan schedule dan tidak menarik paksa yang terkesan memburu debitur, tambanya.
Parida juga mengingatkan ke pihak TAF untuk penarikan unit yang seharusnya berpedoman kepada MK No 18/PUU-XVII/Tahun 2019 jangan main asal kejar saja.
“Bahwa diputuskan MK tersebut, dikatakan jika ada debitur keberatan menyerahkan unit secara suka rela, maka kreditur silakan mengambil surat ke pengadilan dan pada umumnya debitur keberatan sepihak, sebat kreditur sudah berkali kali ke TAF namun selalu tidak ada solusi dan menjadi pembiaran”. Tegasnya.
Sampai pertemuan berakhir pihak Debt Colletor TAF yang turun di kedai kopi Instar Nagoya 2 orang dan yang 3 orang menunggu di mobil, meninggalkan lokasi tanpa menyita unit.
Reporter : Parida