YALPK | Semarang – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sepakat untuk bekerja sama mengelola daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo.Keduanya akan melakukan sejumlah langkah strategis untuk mengatasi pencemaran sungai yang menurunkan kualitas baku mutu air sungai Bengawan Solo.

Hal tersebut menjadi salah satu bahasan Khofifah dan Ganjar saat bertemu di sela acara Halaqoh Kiai Santri tentang Pencegahan Terorisme yang digelar di Salatiga, Sabtu (14/09).

Kualitas baku mutu air penting untuk ditingkatkan lantaran sungai Bengawan Solo menjadi sumber air baku untuk air bersih masyarakat di sepanjang aliran sungai.

Terkait kerjasama pengelolaan sungai Bengawan Solo, mulanya disampaikan khofifah saat debat publik pada pencalonan gubernur tahun 2013 dimana saat itu Ganjar sudah memenangi pencalonan gubernur Jawa Tengah. Selanjutnya keduanya membicarakan saat bertemu di upacara pemakaman almarhum BJ Habibie. Jatim dan Jateng dikatakan Khofifah sepakat bahwa pemeliharaaan DAS Bengawan Solo harus dilakukan secara bersama-sama.

Pasalnya menjaga daya dukung alam harus dilakukan secara holistik terutama jangan sampai air sungai menjadi sumber daya alam yang dikorbankan karena perkembangan industrialisasi.

“Ini sempat kami bahas, baku mutu air sungai Bengawan Solo sudah menurun drastis. Saya ingin relawan jogo kali kita turunkan untuk menyisir sepanjang DAS Bengawan Solo,” kata Khofifah.

Pasalnya permasalahan pencemaran sungai Bengawan Solo sejauh ini terdeteksi di Jawa Tengah dan sejumlah tempat di Jawa Timur. Beberapa waktu lalu juga sempat ramai diberitakan pencemaran sungai di Blora.

Lebih lanjut, Relawan Jogo Kali sudah dibentuk di Jawa Timur sebagai penjaga sungai berbasis masyarakat, dibantu perguruan tinggi dan komunitas pecinta lingkungan. Pemprov Jawa Timur akan memaksimalkan relawan ini untuk memantau dan ikut menjaga serta menyisir DAS Bengawan Solo.

“Pemprov Jateng akan buat kongres sungai Bengawan Solo. Saat ini saya dengar sedang dilaksanakan lomba foto sungai Bengawan Solo di Jateng. Di OPD Pemprov Jatim saya sampaikan bahwa saya ingin Pemprov Jatim membuat Festival Sungai. Intinya kita saling kerjasama menjaga Bengawan Solo,” tegas Khofifah.

Sepakat dengan Khofifah, Ganjar mengakui saat ini pencemaran air sungai Bengawan Sungai cukup berat. Dimana ada di banyak titik aliran sungai Bengawan Solo menjadi tempat pembuangan limbah ke sungai tanpa diolah.
Sebagaimana ramai diberitakan, di Blora ada pipa siluman yang terdeteksi membuang cairan limbah ilegal ke badan sungai. Yang akhirnya membuat air sungai tercemar dan terdeteksi berwarna biru, merah dan berbau menyengat.

“Permasalahan ini di Jateng ada, dan di Jatim juga ada. Bahkan kita kemarin menemukan ada pipa yang ditanam sampai di bawah sungai begitu. Sampai kita sebut pipa siluman untuk membuang limbah,” kata Ganjar.

Untuk itu, Ganjar mengatakan pertemuan dan pembahasan terkait masalah Bengawan Solo ini tengah intens dibahas antara keduanya.
Kini Ganjar dan Pemprov Jawa Timur telah menyiapkan Kongres Sungai yang salah satu fokusnya adalah daerah aliran Sungai Bengawan Solo.

“Kita akan adakan Kongres Sungai. Ini akan jadi momentum untuk kami bertemu agar bagaimana mengkoordinasikan DAS Sungai Bengawan Solo bisa kita tangani bersama-antara antara Jatim dan Jateng,” tegas Ganjar.

Konsep yang diusung yaitu one river one management and one plan. Yaitu satu sungai, satu pengelolaan dan satu perencanaan. Ganjar berharap, kerjasama antar pemerintah daerah ini bisa menghapus sekat-sekat dalam pengelolaaan dan menjadikannya satu kesatuan.(jf)

Loading

459 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *