Lpk | Surabaya – Dalam situasi pandemi Covid-19, seorang pemimpin khususnya para entrepreneurs harus bisa menggerakkan dan membangun kepercayaan. Seorang entrepreneurs juga harus memiliki sifat _transformatif leadership_ , dimana berani membawa keluar dari zona nyaman. “Dalam sebuah perusahaan, seorang pemimpin tidak boleh hanya bisa menyalahkan tim, tapi harus membangun pemahaman bahwa semua hal menjadi tanggung jawab bersama,” Wagub Jatim Emil Dardak menyampaikannya saat Menjadi Narasumber pada acara Webinar Leadfest03 BaraCoaching Business The Next Level dengan tema ” _Leaders are game changers_, ” di Gedung Negara Grahadi, Kamis(13/08).

Dijelaskan, kita bisa melihat banyak tokoh besar di dunia, bagaimana mentalitasnya diuji saat dihadapkan dengan situasi yang sulit.
Oleh karena itu, sebagai seorang Leader jangan hanya sekedar mengcopy saja, tapi berusaha menggali spirit agar menghasilkan ide dan inovasi baru. Sebagai contoh Bung Karno, jangan kita copy gaya busananya, gaya bicaranya saja, tetapi juga spirit dan pemikirannya, ” ungkap Emil.

Mantan Bupati Trenggalek ini mengharapkan, Jawa Timur memiliki entrepreneur yang memiliki _endurance_ dalam situasi saat ini. Pemerintah dan masyarakat bersama sama harus menggali keunggulan yang baru. Kemudian harus memiliki _value propositions_ yang harus kita jaga.

“Digitalisasi selalu menjadi perbincangan orang-orang. Dulu kalau orang ingin sukses harus berada di Jakarta, Singapore, New york dll. Sekarang tidak perlu, kita bisa memaksimalkan tekhnologi. Ini kesempatan untuk mengetok pintu customer, partner, berkomunikasi dengan _video conference_ , sekarang kita bisa penetrasi market kita, ” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Emil juga ingin mendorong tata kelola pemerintahan yang bersih, inovatif, partisipatoris. Negara ini menganut paham _more is less_ , yaitu dihadapkan dengan kondisi dunia bisnis sekarang, dimana orang bisa kerja di rumah, coffee shop, atau dimana saja. “Inilah yg kita sebut _gig economy_,” tegas Emil Dardak.

Di akhir acara Emil mengatakan bahwa setiap orang harus memiliki _wisdom_ . Kemudian juga harus memiliki _”a wise”_. Artinya siapapun orang akan mempunyai tempat, meskipun tanpa memiliki jabatan sekaligus.” Yang diingat orang banyak adalah karyanya bukan jabatannya,” imbuhnya.(Ir)

Loading

264 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *