Lpk|sidoarjo – Sebanyak 1.476 peserta dari 32 kafilah provinsi se-Indonesia akan mengikuti lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional (MTQN) ke-28 di kota Padang, Sumatera Barat. Kecuali dua provinsi yang tidak mengirimkan peserta, yakni provinsi Jogjakarta dan NTT dikarenakan recofusing anggaran penanganan Covid-19.
Kafilah dari Jawa Timur mengirimkan sebanyak 54 peserta dan ditambah rombongan total ada106 orang. Sembilan diantaranya peserta dari kabupaten Sidoarjo. Ada 8 cabang musabaqah yang dilombakan.
MTQN ke-28 tahun 2020 dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo secara virtual. Pembukaan dilaksanakan di Stadion Nagari Sikabu, Padang Pariaman Sumatera Barat. Sabtu, (14/11/2020).
Hadir Menteri Agama Fachrul Razi, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno selaku tuan rumah dan puluhan kepala daerah lainnya. Gubernur Jawa Timur diwakili Kepala Biro Adm Kesos, Hudiyono yang juga menjabat Pj Bupati Sidoarjo.
Hudiyono optimis kafilah Jawa Timur akan mendulang banyak perolehan medali dan targetnya Jatim juara umum. Pada MTQN ke-27 tahun 2018 di Sumut, provinsi Jatim masuk 5 besar.
Selaku Pj Bupati Sidoarjo, Hudiyono melihat kafilah Sidoarjo sangat siap mengikuti MTQN ke-28 di Padang. Diprediksi kafilah Sidoarjo bisa mendongkrak Jatim untuk merebut juara umum dari DKI Jakarta.
“Peserta yang kita berangkatkan ke Padang sudah melalui tahap seleksi ketat dan dilatih para mentor yang sudah berpengalaman’, kata Pj Bupati Hudiyono.
Sidoarjo paling banyak mengirimkan peserta ke MTQN Padang. “Dari total 54 peserta dari kafilah Jatim, Sidoarjo mengirimkan sembilan peserta, paling banyak se-Jatim”, ujarnya.
Direktur Jenderal Bimas Islam Kamaruddin Amin mengajak seluruh umat Islam agar merawat MTQ ke 28 ini yang diselenggarakan di masa pandemi. Menurut dia MTQ merupakan sebuah peristiwa monumental yang sudah menjadi sejarah di Indonesia.
“MTQ adalah kegiatan monumental yang sudah menyejarah di Indonesia. Mari kita merawat dan menjaganya, baik pelaksanaan maupun mutunya,” ucap Kamaruddin.
Kamaruddin menyebut MTQ dilaksanakan dari tingkat kecamatan hingga nasional. Kegiatan rutin ini kata dia merupakan ajang yang mendidik dan mampu mendekatkan masyarakat luas untuk mencintai Alquran sebagai pedoman hidup umat Islam di Indonesia.
Dirjen Bimas Islam menambahkan MTQ telah ada sejak tahun 1940-an bertepatan dengan berdirinya Jami’iyyatul Quro’ wal Huffazh oleh ormas Nahdhatul Ulama. MTQ kemudian dilombakan pada tingkat nasional pada tahun 1968 di Makassar, Sulawesi Selatan pada era Menteri Agama Muhammad Dahlan yang saat itu juga menjadi Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU).
Sejak saat itu, MTQ dilaksanakan dari tingkat kecamatan hingga nasional. Kehadiran MTQ mampu mendidik dan mendekatkan masyarakat luas untuk mencintai Alquran sebagai pedoman hidup umat Islam di Indonesia.
Dalam perjalanannya, MTQ Nasional diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Sebelumya, MTQ Nasional dilangsungkan setiap tahun, yakni dari tahun 1968 sampai 1977. Pada tahun 1979 hingga tahun 1985, MTQ Nasional dilangsungkan setiap dua tahun sekali.
Penyelenggaraan MTQ Nasional pernah dilangsungkan setiap tiga tahun, yakni MTQ tahun 1988 sampai tahun 2003. Sejak MTQN ke-21 pada tahun 2006 di Kendari hingga MTQN ke-28 tahun 2020 di Sumatera Barat, event nasional ini dihelat setiap dua tahun. (hry/amr).