Lpk | Surabaya –Berawal dari Video yang diunggah di YouTube oleh oknum anggota LSM di Sampang langsung viral. Materi bermuatan kecaman terhadap profesi wartawan bunyinya “Jurnalis Tai” memantik reaksi rekan seprofesi.
Hingga tulisan ini diturunkan, Minggu, (26/07/2020), unggahan video yang menampilkan sosok pria berpeci itu, masih didiskusikan para jurnalis yang tergabung dalam Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT).
Pro dan kontra isi pernyataan sikap mereka yang tertuang dalam Grup WhatsApp (WA) jurnalis dari berbagai media ini.
Mereka mayoritas menyayangkan pernyataan pria yang bernama Rolis Sanjaya itu,tak sedikit yang geram setelah menyaksikan video berdurasi lebih kurang 19:08 menit,tersebut.
Pernyataan tendensius LSM GPN Sampang, Madura ini tidak pantas dilakukan, karena sama saja menggebyah uyah (menyiram garam) di tengah lautan. Langsung mencair!.
Sepintan dua media portal anggota KJJT, Liputan Indonesia dan Gerak Jatim langsung menulis berita soal ungkapan dalam isi video, serta beberapa wartawan senior mengungkapkan ungkapan kekecewaan, “Dia itu siapa kok kurang ajar begitu. Mulutnya tak beretika,” tukas Mario yang juga sesepuh wartawan (26/07/20).
Ia menilai jurnalis itu profesi yang mulia, Pernyataan Rolis harus disikapi. “Ayo yang merasa jurnalis bersatu untuk sikapi hal ini,” ajaknya,bukan hanya Mario, rekan jurnalis lainnya juga meminta Rolis mencabut video unggahannya dan minta maaf.
“Kalau tidak minta maaf dalam waktu 24 jam dari sekarang kami sepakati akan laporkan ke pihak kepolisian,” tegasnya.
Sejurus kemudian, setelah pernyataan sikap rekan wartawan ini ditayang di medianya, Rolis langsung merespon. Dia mengunggah video permintaan maaf.
Bahkan, pria yang suka mengenakan songkok hitam ini, mengunggah video tengah menuju Mapolres Sampang malam itu, untuk melaporkan kejadian yang berkembang.
Rolis menyebut dirinya tidak bisa membalas ribuan massage yang masuk ke handphonenya, Karena itu, via video itu dia minta maaf. Dan, ia ingin mengklarifikasi ucapannya di meja “perdamaian” Mapolres Sampang.
Menanggapi isu yang berkembang, ketua Komunitas Jurnalis Jawa Timur, Ade Maulana mengaku akan berkonsolidasi dulu dengan anggota KJJT.
Yang pasti, Ade akan segera mengklarifikasi hal ini. “Yang bersangkutan wajib meminta maaf terbuka di YouTube dalam waktu 24 jam. Kalau tidak akan kami laporkan ke polisi, kami tidak main main dengan kasus ini,” tutur Ade (26/07/20) Minggu.
Hasilnya? Ade menyebut Rolis sudah minta maaf kepada KJJT “Dia (Rolis) juga mengucapkan terima kasih sudah diingatkan dan diberi nasihat,” aku Ade.
Setelah minta maaf, menurut jurnalis berita-bakyat.co.id ini, pihaknya minta menghapus konten tersebut di YouTube tersebut,Lewat Ade, pria berkumis tipis itu menyampaikan ucapan terima kasih kepada Komunitas Jurnalis Jawa Timur yang sudah menegur dan mengingatkannya.
“Dari hati yang paling dalam saya tidak ada niatan kepada rekan-rekan jurnalis lainya. Itu saya tujukan kepada oknum wartawan Radar Madura. Demi Allah video itu bukan di tujukan kepada rekan wartawan lainya,” ungkap Rolis yang ditirukan Ade.
Rolis menurut Ade juga menyampaikan permintaan maaf kepada rekan jurnalis di seluruh Indonesia atas video yang dibuatnya.
“Rolis mengaku secara pribadi siap hadir jika diinginkan untuk meminta maaf kepada seluruh jurnalis yang ada di republik indonesia,” sebut Ade.
Dihubungi terpisah melalui telepon seluler nya Edy ketum KJSB (komunitas jurnalis sidoarjo barat) menyampaikan sangat menyayangkan ucapan sodara rolis sanjaya,edy meminta rolis datang duduk bersama menjelaskan, mengklarifikasi, menurunkan video nya dan meminta maaf kepada semua rekan jurnalis yang saat ini lagi geram dengan ucapannya.(tim)