Lpk | Surabaya – Tanggal 5 Desember hingga tanggal 15 Januari bagi Prajurit TNI Angkatan Laut lebih dikenal dengan Bulan Trisila. Berkaitan dengan Bulan Trisila tersebut agar prajurit Kodiklatal untuk membangun kembali budaya dan tradisi TNI AL, peraturan dinas dalam khas TNI AL serta bagaimana cara prajurit TNI AL bersikap dalam berinteraksi dengan masyarakat umum.

Demikian disampaikan Komandan Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan Angkatan Laut (Dankodiklatal) Laksda TNI Dedy Yulianto dalam acara Jam Komandan Bulan Trisila yang dilaksanakan di Gedung Moeljadi Kesatrian Bumimoro Kodiklatal Surabaya.

Jam Komandan yang diikuti sedikitnya 800 perwakilan Prajurit dan PNS dibawah Satuan Kerja Kodiklatal tersebut juga dihadiri pejabat Utama Kodiklatal diantaranya Wadan Kodiklatal, para Direktur Kodiklatal, para Komandan Kodik dan Para Komandan Pusdik dijajaran Kodiklatal. Adapun tema Bulan Trisila tersebut adalah “Dilandasi Nilai-Nilai Trisila TNI AL Kita Bangun SDM Unggul Prajurit Matra Laut Profesional”.

Lebih lanjut Komandan Kodiklatal menyampaikan bahwa santiaji atau jam komandan ini merupakan salah satu upaya untuk memelihara dan meningkatkan moril prajurit Kodiklatal dari adanya indikasi penurunan semangat dan spiritualitas prajurit yang diakibatkan lemahnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam Trisila TNI AL. Adapun tujuan kegiatan ini adalah membina personel agar memiliki pola pikir, pola sikap dan pola tindak sesuai dengan Trisila TNI AL yang berpedoman pada Saptamarga dan Sumpah Prajurit.

Lebih Lanjut disampaikan konsep trisila TNI AL disampaikan oleh Laksda Anumerta Yos Sudarso pada tahun 1956 ketika almarhum masih berpangkat Mayor dan didiskusikan bersama rekan-rekan yang lain, diantaranya Laksamana Mursalim dan Laksamana Mulyadi yang waktu itu masih berpangkat Kapten. Lahirnya Trisila TNI AL didorong oleh situasi organisasi TNI AL waktu itu, dimana terjadi keresahan dikalangan perwira disebabkan adanya kebijaksanaan untuk menerima dan mengangkat ex anggota KM (Koninklijke
Marine) menjadi anggota Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI).

Untuk mencegah terjadinya perpecahan, maka dibutuhkan suatu konsepsi yang dapat mengikat mental dan semangat juang, menggalang tekad kebersamaan dalam meningkatkan kadar pengabdian kepada bangsa dan negara Indonesia. Konsep trisila TNI AL yang mendapat tanggapan positif, dan akhirnya juga diedarkan kepada para perwira pemegang jabatan komando untuk ditanggapi sebagai bukti persetujuannya. Dengan demikian jiwa dan semangat trisila TNI AL adalah sebagai suatu konsepsi yang bertujuan untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan dalam melaksanakan pengabdian.

Adapun makna trisila TNI AL dalam bahasa sansekerta, “Tri“ berarti Tiga sedangkan “sila“ berarti azas atau dasar. Jadi trisila TNI AL berarti tiga azas atau pedoman dasar antara lain disiplin berarti bahwa anggota TNI AL menaati segala peraturan dan tata tertib berdasarkan kesadaran pengabdian.

Kedua adalah hierarki berarti bahwa anggota TNI AL menempatkan diri dan bertindak sesuai dengan tata urut urutan kepangkatan, kedudukan dan jabatan didalam organisasi dan pola pembinaan tni al. Sedangkan ketiga adalah kehormatan militer berarti bahwa anggota TNI AL menjunjung tinggi nama baik angkatan dan negara dengan selalu berfikir, bersikap dan berbuat tanpa cela

Disisi lain disampaikan bahwa saat ini era perkembangan 4.0 yang menuntut sumber daya manusia TNI AL harus bisa menyesuaikan dengan situasi yang ada. Dankodiklatal percaya bahwa anggota kodiklatal telah memiliki kemampuan pada bidang tugasnya masing-masing namun, dirinya berharap para prajurit memiliki kemauan untuk meng-up grade kemampuan tersebut dengan cara meningkatkan pengetahuan dan teknologi informasi kekinian agar sesuai dengan standar 4.0 yaitu efisiensi, efektifitas, dan kompetitif yang tinggi. ( ir )

Loading

299 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *