Lpk | Kediri – Menjadi salah satu kota yang berkomitmen, Kota Kediri mewujudkan gerakan menuju 100 Smart City. Program ini merupakan program dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas dan Kantor Staf Kepresidenan.
Untuk tercapainya program Smart City di Kota Kediri terdapat 6 pilar, 5 pilar diantaranya dilakukan peninjauan lapang secara berani oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika 18/05/2021.
Adapun 5 pilar tersebut meliputi Smart Economy, Smart Branding, Smart Living, Smart Society dan Smart Environment. Dari masing-masing pilar terdapat beberapa program yang diunggulkan.
Pertama Smart Economy, program-program untuk mendorong pertumbuhan ekonomi seperti UMKM go to marketplace, fasilitas akses modal kerja, bansos, padat karya, kartu sahabat dan lainnya. Pada peninjauan ini Pemkot Kediri memilih beberapa tanggung jawab dari koperasi dan UMKM di Kota Kediri yang berdampak dari salah satu program yaitu Kurnia (Kredit Usaha Melayani Warga).
Salah satunya adalah Defan Premadita. Pengusaha bidang kuliner ini mengungkapkan bahwa dengan program Kurnia ia bisa mendapatkan bantuan pengembangan usaha. “Alhamdulillah adanya program Kurnia ini sangat membantu, apalagi ditengah pandemi seperti sekarang. Usaha saya sempat merugi hingga 80%, tapi dengan bantuan Kurnia saya bisa meningkatkan omset bahkan bisa menambah outlet,” terang pengusaha muda ini saat menjawab pertanyaan dari Hary Febriansyah, fasilitator smart kota Kemenkominfo.
Kedua Pilar Smart Society, Kota Kediri juga membuat program bahasa inggris masif, quran masif, Si Jamal, Genibudujari, posko isolasi mandiri, dan lainnya. Pada tinjau lapang kali ini program unggulan yang mengutamakan adalah English Massive di rusunawa Kota Kediri.
Ketiga Smart Environment, Kota Kediri, menjadikan Perwali pengelolaan wadah plastik untuk mengurangi sampah plastik yang susah diuraikan, membuat TPA regional, bank sampah dan sebagainya. Bank Sampah Hijau Daun Kelurahan Bujel ditunjuk menjadi perwakilan untuk meninjau tinjau lapang ini. Pendiri Bank Sampah Hijau Daun, Endang Pratiwi menjelaskan bahwa pendirian bank sampah ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dengan cara menukarkan sampah yang semula hanya dibuang secara cuma-cuma di sembarang tempat menjadi rupiah yang dapat membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari masyarakat. “Sampah rumah tangga yang kami dapat didaur ulang menjadi tas, tikar, sandal, dan benda-benda lain yang bernilai jual,” terangnya di sesi tanya jawab tinjau lapang.
Pada kesempatan tersebut Endang juga menjelaskan bahwa di Bank Sampah Hijau Daun, ia juga menyediakan sekolah alam dengan pembayaran melalui media bank sampah, menggunakan sampah daur ulang.
Pilar keempat Smart Living, Kota Kediri membuat program untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat seperti gemakiba, angkutan gratis, bus sekolah, aktivitas ruang terbuka hijau, kampanye gemarikan, senam ibu hamil dan banyak lagi. Perawatan di Rumah RSUD Gambiran menjadi program unggulan yang mengutamakan. Melalui Home Care, Pemerintah Kota Kediri melalui RSUD Kota Kediri dapat memberikan pelayanan yang cepat dan tepat sasaran bagi pasien yang tidak bisa datang ke rumah sakit.
Dan pilar terakhir Smart Branding, Kota Kediri membuat acara menarik untuk mengenalkan kota seperti Dhoho Street Fashion, Musik Virtual dan lainnya serta membuat program kampung keren, jamu dan kampung tenun. Salah satu program unggulan yang di tunjuk pada tinjauan kali ini adalah inovasi Prodamas di RT 6 RW 2 Kelurahan Ngronggo. Semua pilar tersebut memiliki perannya masing-masing dan saling keterkaitan satu dengan yang lainnya.
Turut hadir dalam acara ini Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri Apip Permana, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Herwin Zakiyah,Tim Smart City Kota Kediri, serta OPD terkait yang bergabung melalui Aplikasi Zoom.(Ar/Ne)