YALPK | Surabaya – Seiring berkembangnya teknologi dan zaman, keberadaan kesenian ludruk semakin pudar di mata masyarakat. Hal ini menyebabkan kesenian yang seharusnya dilestarikan, justru berangsur menghilang dan terpinggirkan karena peradaban.

Melihat hal itu, warga RW 01 Kelurahan Ngagel Surabaya membentuk kelompok kesenian ludruk bernama ‘Mustika Jaya’. Tujuannya tidak lain, supaya kesenian khas Jawa Timur ini tetap lestari, hidup dan mampu mencerahkan, serta mencerdaskan masyarakat.

Pembina sekaligus Sutradara Ludruk Mustika Jaya, Suwito mengatakan, Ludruk Mustika Jaya terbentuk sekitar tiga tahun yang lalu. Pemainnya terdiri dari Ketua RT 1 sampai 10 dan warga di RW 01 Kelurahan Ngagel Surabaya. Setidaknya ada 45 orang yang tergabung di paguyuban Ludruk Mustika Jaya ini.

“Kenapa diberikan nama Mustika Jaya, karena kami lahir di Jalan Mustika Jaya Ngagel,” kata Suwito saat ditemui di sela pertunjukkan ludruk berjudul ‘Sawunggaling Kulmak Sosronegoro’ di Jalan Mustika Jaya Surabaya, Sabtu, (07/09/19) malam.

Suwito mengaku, walaupun baru menggelar dua kali pertunjukkan, namun semangat dan antusias para pemain untuk melestarikan kesenian tradisional ini begitu tinggi. Walaupun selama ini, pihaknya masih terkendala dana dalam menggelar pertunjukkan.

“Sementara ini kita masih menggelar pertunjukan di sini, sebab sekali pertunjukkan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk biaya, seperti sewa gamelan kita swadaya ‘urunan’ dan gaet beberapa relasi dari pengusaha di sekitar,” katanya.

Saat ditanya apakah ada keinginan untuk tampil di luar, Suwito menegaskan, bahwa jika memang ada tawaran, pihaknya mengaku siap. Akan tetapi, pihaknya menegaskan bahwa kesenian Ludruk Mustika Jaya ini tidak bertujuan untuk mencari keuntungan atau bisnis. Melainkan agar kesenian khas tradisional ini bisa tetap eksis di tengah Kota Metropolitan.

 

“Bahkan rencana kita ke depan akan membina anak-anak biar lebih menggenal kesenian ludruk. Tidak menutup kemungkinan nanti muncul Ludruk Anak Mustika Jaya,” kata Suwito yang juga menjabat Wakil Ketua RW 01 Kelurahan Ngagel Surabaya ini.

Di kesempatan yang sama, Camat Wonokromo Tomi Ardiyanto pun mengapresiasi kelompok Kesenian Ludruk Mustika Jaya ini. Sebab menurutnya, tidak semua orang punya kepedulian terhadap kesenian budaya asli Surabaya, salah satunya adalah ludruk.

“Saya lihat mereka itu untuk sekali tampil masih sewa semua, seperti gamelan dan propertinya. Makanya nanti kalau mereka bisa eksis dan konsisten terus, mungkin dari Disbudpar (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) Surabaya bisa mulai memberikan perhatian,” kata Tomi di sela menghadiri pertunjukkan Ludruk Mustika Jaya.

Tomi menilai, selama tiga tahun berdiri, Ludruk Mustika Jaya sudah mulai bagus dan profesional. Namun, karena terkendala keterbatasan alat dan segala macam, mereka jarang untuk tampil.

“Mungkin nanti dukungan pemerintah dari segi pembinaan, perizinan atau peralatan, tapi minimal ada wadah untuk mereka bisa menyalurkan kesenian ini,” katanya.

Di sisi lain, ia juga berharap, ludruk Mustika Jaya ini bisa merekrut dan mengajari anak-anak, khususnya kaum millenial. Dengan begitu, kesenian ludruk khas Surabaya ini tidak sampai punah ditelan modernisasi zaman.

“Kalau mereka semangat dan konsisten, saya kira Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tinggal mengarahkan dan mendorong saja,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Lurah Ngagel Kecamatan Wonokromo Surabaya, Lilik Suryani menyampaikan, bahwa kesenian ludruk ini memiliki nilai historis sejarah yang tinggi di masyarakat. Untuk itu pihaknya memastikan akan terus mendorong agar Ludruk Mustika Jaya bisa terus eksis dan lebih berkembang.

“Semoga nanti bisa tetap eksis, berkembang dan lebih mandiri, seperti gamelan nanti bisa diupayakan sendiri, mungkin nanti dari pemerintah kota bisa membantu memfasilitasi dan memberikan wadah,” kata Lilik sapaan lekatnya.

Menurutnya, walaupun Ludruk Mustika Jaya baru terbentuk tiga tahun lalu, namun pihaknya optimistis.(gle)

Loading

450 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *