YALKP | Surabaya – Memiliki prestasi di luar akademik adalah suatu kebanggaan, termasuk bagi mahasiswa Universitas Narotama, Bagas Arya Siswantoro. Bagas merupakan mahasiswa Bidikmisi tahun angkatan 2017 dan baru saja mendapatkan medali emas dalam cabang Futsal Putra di Porprov Jatim bersama tim Futsal Kota Surabaya. Tim Futsal Kota Surabaya mengalahkan tim Futsal Kota Malang di babak final dengan skor 4-1.

“Saya masuk tim Futsal Kota Surabaya setelah lolos seleksi klub lalu mengikuti training dari akhir Januari sampai Porprov tanggal 2 Juli,” kata mahasiswa Fakultas Hukum UNNAR itu. Selain Bagas, 2 mahasiswa UNNAR juga tergabung dalam tim Futsal Kota Surabaya, yaitu Fernanda Dhanny dan Alfredo Sony dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Bagi Bagas, mengikuti Porprov adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Sebelumnya ia pernah hampir mengikuti Kejuaraan Provinsi cabang Futsal tahun 2016 ketika ia masih duduk di bangku SMA. “Tapi saat itu divakumkan karena ada sedikit masalah teknis dengan tuan rumah. Jadinya kembali hanya ikut liga atas nama klub,” cerita bungsu dari dua bersaudara itu.

 

Kemenangan tim Futsal Kota Surabaya ini juga menjadi suatu kebanggaan karena baru kali ini Kota Surabaya meraih medali emas di ajang Porprov. “Di gelaran sebelumnya Surabaya hanya mendapatkan perunggu. Maka dari itu kami semua satu tim beserta pelatih dan kru bernazar untuk memotong rambut jika kami masuk final dan menang. Ternyata benar menang,” katanya sambil memegangi rambutnya yang sudah dipotong hingga hampir gundul.

Sayangnya, Bagas harus mengalami kejadian yang tidak menyenangkan ketika di salah satu pertandingan hingga menyebabkan ia cedera di bagian lutut. “Saat melawan Bangkalan di babak penyisihan saya salah tumpuan ketika menghindari kiper. Waktu itu saya mendengar ada suara di bagian lutut saya dan ternyata benar tempurung lutut saya sudah bergeser dan miring,” ungkap lulusan SMAN 7 Surabaya itu.

Bagas amat bersyukur bisa meraih prestasi di luar akademik. Ia juga menambahkan bahwa futsal telah banyak membawa rejeki dalam hidupnya. “Saya bisa dapat beasiswa Bidikmisi karena futsal. Alhamdulillah saya juga sudah sering diajak main futsal ke luar kota bahkan luar pulau sejak SMA meskipun awalnya hanya modal nekat. Tapi dari situ saya bisa membawa pulang uang untuk ibu saya karena memang keadaan keuangan kami yang kurang baik,” ujarnya.

Setelah ini, ia berharap masih bisa melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi yaitu PON 2020. “Pastinya sangat berharap tapi juga masih agak khawatir dan tidak PD karena baru saja cedera. Tentunya itu menjadi pertimbangan bagi pelatih juga untuk mengikutkan saya di seleksi Jatim,” tutupnya. ( ir )

Loading

504 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *