Lpk | Surabaya – Sosialisasi Empat Pilar MPR RI ( Pancasila, UUD 1945, NKRI, BHINEKA TUNGGAL IKA ) bersama PUTI Guntur SOEKARNO, S.IP, atas dasar Surat Undangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ( DPR – RI ) bertempat di Hotel Vini Vidi Vici V3 Jl. Tambak Bayan Tengah No.17-19 Kel. Alun Alun Contong Kec. Bubutan Surabaya, Minggu siang ( 8/12 ).
Sosialisasi dibuka oleh Puti Guntur Soekarno,S.IP (Komisi 10 DPR RI) menyampaikan ” Pancasila merupakan landasan atau pilar pertama yang menyokong kekokohan yang dimiliki bangsa Indonesia. Pemikiran tersebut muncul karena 5 sila yang terdapat dalam pancasila merupakan wujud dari sistem kepercayaan (belief system) yang dimiliki Indonesia,” ucapnya.
Undang-Undang Dasar 1945 atau yang disingkat UUD 1945 menjadi pilar kedua yang menyangga kehidupan berbangsa dan bernegara. Masyarakat luas dapat memahami makna yang dimaksudkan dalam teks pembukaan UUD 1945. Pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945 merupakan batang tubuh. Oleh karena itu, jika tidak memahami makna dari teks pembukaan UUD 1945 tidak akan mungkin bisa mengevaluasi batang tubuh yang menjadi derivatnya, tuturnya.
“NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) adalah masing-masing negara di dunia memiliki bentuk negaranya sendiri. Bentuk negara yang dimiliki Indonesia adalah negara kesatuan yaitu NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Sebelumnya, para pendiri bangsa memiliki banyak pertimbangan untuk memiliki NKRI sebagai bentuk negara Indonesia. Pertimbangan utamanya adalah karena strategi devide et impera (pecah belah) yang dimiliki Belanda mampu membuat mereka bertahan selama 350 tahun menjajah Indonesia. Pada masa itu Indonesia masih terpecah belah dalam bentuk kerajaan. Pertimbangan para pendiri bangsa terbukti mampu membuat Indonesia lebih kokoh dan tidak mudah terpecah belah. Setelah berbentuk negara kesatuan taktik pecah belah Belanda dapat dipatahkan dengan mudah,” tambah Mbak Puti.
“Bhineka Tunggal Ika memiliki arti walau berbeda-beda namun namun tetap satu jua. Semboyan ini merupakan semboyan negara Indonesia yang pertama kali dicetuskan oleh Mpu Tantular. Semboyan ini kemudian dituangkan Mpu Tantular dalam karyanya dengan bunyi ‘Bhinna Ika Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa’. Mpu Tantular sendiri merupakan seorang pujangga di Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Raja Hayamwuruk (1350-1389). Pada masa itu, rakyat kerajaan Majapahit hidup rukun dengan berpegang pada prinsip Bhineka Tunggal Ika. Seperti diketahui, rakyat Majapahit menganut berbagai kepercayaan yang berbeda. Oleh karena itu tujuan dari dibuatnya semboyan ini adalah untuk mencegah perpecahan di kalangan masyarakat. Meskipun mereka menganut kepercayaan atau agama yang berbeda, namun mereka tetap sama dalam satu pengabdian,”tegasnya.
Wisnu Sakti Buana Wakil Walikota Surabaya dan Wakil DPD PDI Perjuangan menambahkan dengan adanya sosialisasi ini “bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada Kader PDI-Perjuangan Kota Surabaya tentang 4 Pilar MPR-RI yang mana hal tersebut adalah Soko Guru bagi Bangsa Indonesia”.
Baktiono Sekertaris DPC PDI Kota Surabaya yang juga menyampaikan bahwa dalam “Pelaksanaan Sosialisasi Empat Pilar MPR-RI yang di lakukan oleh Puti Gubtur Soekarno S.Ip. mengundang Internal PDI-P Kota Surabaya yang terdiri dari Pengurus DPC PDI-Perjuangan Kota Surabaya, Anggota DPRD Kota Surabaya Fraksi PDI-Perjuangan dan Ketua, Sekertaris dan Bendahara PAC PDI-Perjuangan se-Kota Surabaya, tegasnya.
Acara sosialisasi sebelum berakhir diadakan Internal Meeting seluruh peserta yang di pimpin Mbak Puti dan Wisnu. ( ir )