Lpk | Surabaya – Menjelang lebaran dua emak-emak di Surabaya ini nekat mengedarkan uang palsu dengan cara menjajakannya di toko kelontong di daerah Simo Kwagean Kuburan Surabaya dengan membeli rokok.
Kedua emak-emak tersebut itu yakni, Mardiana (49) asal Desa Jambu Burneh, Bangkalan dan Rosmawati (43) asal Dusun Nongronggih Perreng Burneh, Bangkalan.
Keduanya diamankan setelah satu pelaku yakni Mardiana membeli rokok promild di Simo Kwagean Kuburan dengan menggunakan uang di duga palsu.
Pemilik toko akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke anggota Kepolisian yang langsung menuju lokasi kejadian guna mengamankan pelakunya.
Uang palsu itu pecahan Rp. 10.000 dan setelah dilakukan penggeledahan ditemukan uang palsu pecahan Rp.10.000, sebanyak 17 lembar dan uang palsu pecahan Rp. 20.000 sebanyak 22 lembar.
Setelah dilakukan intrograsi tersangka Mardiana mengaku uang tersebut didapat dari seseorang bernama Rosmawati.
“Berdasarkan keteranga itu petugas akhirnya bergerak mencari penyuplai uang palsu tersebut,” sebut Kapolsek Sawahan AKP Wisnu Setiyawan Kuncoro, Jum’at (15/5/2020).
Kemudian dilakukan pengembangan terhadap tersangka Rosmawati dan dia berada di Desa Tambak Kemeraan RT 12 RW 01 Krian Sidoarjo. Pelaku Rosmawati diamankan beserta uang yang di duga palsu pecahan Rp.10.000 sebanyak 200 lembar yang disimpan di dalam tas yang dipakainya.
Pada saat dilakukan penggeledahan di rumah Rosmawati di Desa Plumpung RT 01 RW 01 Balongbendo Sidoarjo, diketemukan uang yang diduga palsu pecahan Rp. 10.000 sebanyak 300 lembar. Yang disimpan didalam kamar miliknya.
“Dari pengakuan Rosmawati uang palsu itu di dapat dari Abdul Azies saat ini berada di tahanan Polsek Tambun Polres Metro Bekasi dalam kasus yang sama,” tambah Wisnu Setiyawan Kuncoro.
Barang Bukti yang diamankan dari keduanya, Uang palsu pecahan 10.000 sebanyak 517 lembar ( 5.170.000), Uang palsu pecahan 20.000 sebanyak 22 lembar (440.000) dan 2 unit HP serta Sepeda motor Nopol DK 5103 LL.
“Dengan uang palsu itu, mereka sudah membelanjakannya di daerah pasar Simo, Pacuan Kuda, Surabaya, Mojokerto, Sidoarjo, dan Krian,” tutup Wisnu Setiyawan Kuncoro.(*)