Lpk | Surabaya – KPU ternyata bukanlah lembaga yang dapat memberikan edukasi politik kepada seluruh masyarakat. Hal ini di kemukakan oleh seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi yang terhimpun dalam sebuah komunitas musik di Surabaya. Dirinya mengungkapkan hal ini lantaran bingung melihat kinerja KPU yang menurut para mahasiswa ini tidak mencerminkan kemapanan dalam urusan sosialisasi berpolitik.
Seharusnya bentuk sosialisasi agar masyarakat bisa mengerti tentang PEMILU tidak harus berupa uang, sebab perangkat sosialisasi bisa berupa apa saja. Apalagi untuk kepentingan pendewasaan berpolitik di masa mendatang, tentu kata kunci itu semua adalah cara bagaimana KPU bisa memberikan pencerahan agar masyarakat jangan sampai memilih GOLPUT nantinya. 24-Juni-2023
Berawal dari Komunitas Musik yang di gawangi oleh Sam ini berniat untuk membantu KPU dalam mensosialisasikan kepada semua pemuda khususnya para musisi muda untuk tidak memilih GOLPUT. Sebagai pemuda yang ingin ikut serta mengsukseskan pemilu, tentu saja Sam mempunyai maksud dan tujuan yang lebih luas. Dirinya berharap nasib bangsa ini akan di ukur mulai sekarang melalui kepedulian anak muda pada urusan Politik kedepannya.
“Saya sangat menyayangkan dengan sikap anggota KPU khususnya bidang sosialisasi, terhadap jawaban mereka atas ide kami. Padahal yang saya inginkan hanyalah berupa dukungan fasilitas dan rekomendasi.
Saya sama sekali tidak menyinggung soal anggaran, kalaupun tidak ada anggaran saya akan berusaha memaklumi hal itu, karena ada banyak cara untuk merealisasikan ide ini.
Tentu saja kedepanya ini bisa menjadi sangat berbahaya untuk kedewasaan Politik negara ini. Kita lahir dengan politik, hidup bersama politik. Kita adalah politik itu sendiri. Tak bisa dihindari. Maka, tak perlu alasan lagi untuk membenci politik. Tetapi kalau sampai kepedulian mahasiswa maupun masyarakat pudar terhadap berpolitik, menurut saya itu merupakan tanda atas matinya sistem politik di negara kita. Sekali lagi saya sangat menyayangkan jawaban beliau yang seolah kami hanya membutuhkan anggaran dari mereka saja.” Ungkap Sam.
Lalu pertanyaannya, apakah elemen masyarakat yang ingin mensukseskan PEMILU harus berurusan dulu dengan anggaran?
Ini yang membuat negara kita akan lebih hancur nantinya. Pendidikan moral yang di miliki oleh mereka nampaknya mulai sirna. Sehingga semua urusan yang berkaitan dengan kepedulian masyarakat ataupun perhatian masyarakat harus di ukur dengan uang. Ini sangatlah berbahaya, ini yang membuat generasi penerus bangsa akan menjadi Apatis nantinya.Lebih lebih uang negara akan di keruk demi kepentingan perut pribadi, tentu lebih bobrok lagi.
Untuk memperjelas bagaimana cara kerja KPU sesungguhnya, awak media menghubungi Anam sebagai ketua KPU untuk meminta kejelasan langsung darinya. Namun sayangnya pesan awak media hanya di baca tanpa adanya jawaban yang jelas
Reporter ; Joko