YALKP | Jakarta – Penyaluran pinjaman usaha Akseleran berhasil menembus hampir sebesar Rp600 miliar sepanjang Januari hingga Oktober 2019, atau naik 319% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun untuk produk invoice financing dan pre-invoice financing masih memberikan kontribusi terbesar dengan lebih dari 85% dari total pinjaman yang sudah disalurkan tersebut.
Christopher Gultom, Chief Credit Officer & Co-Founder Akseleran, mengatakan bahwa pertumbuhan signifikan di Oktober seiring dengan pencapaian di tiap bulannya yang sudah berhasil menyalurkan pinjaman usaha dengan rata-rata sebesar Rp70 miliar per bulan. Bahkan, katanya, untuk Oktober tahun ini Akseleran mampu menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp71 miliar kepada 64 UKM kelas menengah di Indonesia.
“Secara kumulatif Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha hampir sebesar Rp800 miliar dan tetap on the right track untuk mencapai target di akhir tahun ini hingga sebesar Rp1 triliun. Selain itu, kami pun terus menjaga kualitas aset agar tingkat NPL dapat tetap di kisaran 1% dari total penyaluran di akhir tahun 2019,” ujar Christo.
Dari sisi sektor UKM menengah yang sudah memperoleh akses pinjaman usaha dari Akseleran di sepanjang Oktober 2019, Christo menjelaskan, setidaknya ada tiga sektor terbesar yakni engineering atau construction (41%), coal & related energy (15%), dan business & consumer services (10%) dengan selebihnya menyebar cukup merata di sektor-sektor lainnya.
“Kami optimistis dapat terus tumbuh dan tetap berfokus kepada pinjaman usaha berbasiskan produk invoice financing dan pre-invoice financing ke depannya. Dan tidak hanya berkutat di DKI Jakarta saja karena hingga Oktober 2019 terdapat Top 10 Provinsi untuk yang sudah memperoleh pinjaman usaha dari Akseleran, antara lain Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, Sumatera Selatan, dan Maluku,” jelasnya.
Di sisi lain, Christo mengungkapkan, untuk total nilai investasi dari para pemberi dana pinjaman Akseleran mencapai sebesar Rp70 miliar di Oktober 2019. Jumlah tersebut, ungkapnya, mengalami kenaikan 41% dibandingkan realisasi nilai investasi di September 2019.
“Selain Pulau Jawa, provinsi lainnya terus meningkat, yakni Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Sumatera Barat, dan Jambi. Saat ini, kontribusi terbesar untuk pemberi dana pinjaman Akseleran masih berasal dari retail sebesar 90% dan sisanya adalah dari institusional,” tambah Christo. ( ir )