Lpk | Kediri – Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) yang Berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) membangun Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse dan Recycle (TPS3R) di lima titik.

TPS3R tersebut diserap dari beberapa alokasi anggaran yakni APBD, APBN, serta dari Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang berada di Desa Wonorejo dan Tales Kecamatan Ngadiluwih , Desa Jongbiru Kecamatan Gampengrejo, Desa Badas Kecamatan Badas serta Desa Pelem Kecamatan Pare. Ke Lima titik tersebut, pembangunan saat ini sudah mencapai 5 persen.

Menurut Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, program TPS3R yang sempat tertunda karena refocusing anggaran untuk pencegahan covid, kini sudah mulai berjalan. “Program TPS3R ini kita jalankan lagi, karena sempat tertunda karena refocusing covid-19,” tuturnya, Rabu (29/9/21).

Bahkan sebelum dibangunnya TPS3R ini, Pemkab Kediri juga telah memberikan bimbingan dan pembekalan kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) tingkat desa, tentang bagaimana cara mengolah sampah di wilayah masing-masing.

Menurut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Putut A.S, pembekalan tersebut sangat penting sebelum dibangunnya TP3R, “Bahkan sebelum dibanggunnya TPS3R, KSM sudah kita bekali bagaimana cara mengolah sampah. Ketika TPS3R berdiri, mereka dapat keuntungan tersendiri dari pengolahan tersebut,” terangnya.

Dari TPS3R yang akan dibangun ini, tambah Putut, nantinya pemkab juga akan memfasilitasi pengangkutan sampah residu ditingkat desa untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ,”untuk residu sampah akan kita bawa ke TPA dan diolah lagi di sana,” tambahnya.

Melalui TPS3R ini, Pemerintah Desa (Pemdes) tidak hanya mengatasi persoalan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah, namun juga menghasilkan produk-produk yang bernilai ekonomis dari sampah yang diolah di tingkat desa.

Terlebih, Pemdes Desa Wonorejo Kecamatan Ngadiluwih telah menyiapkan budidaya maggot dan pengolahan pakan ternak berbahan dasar bonggol jagung persis di sebelah TPS3R. Dengan demikian, sampah-sampah organik yang telah dipilah dan diolah dari TPS3R akan dapat dimanfaatkan untuk pakan maggot. Kemudian, sampah bonggol jagung akan dialihkan ke tempat pengolahan pakan ternak yang telah tersedia.

Menurut Imam Baihaqi, Perangkat Desa Wonorejo, hal ini merupakan jawaban dari permasalahan sampah di desanya. ia juga menyebutkan, TPS3R di Desanya tersebut merupakan tahap awal untuk pengembangan Desa Wisata di Wonorejo.

“Nantinya, kita ingin membuat kolam-kolam lele yang makanannya bisa dari maggot yang kita budidaya serta pusat budidaya maggot itu sendiri. sehingga penduduk yang awalnya enggan memilah sampah akan berbondong-bondong ke tempat ini (TPS3R),” terangnya.

jadi kami ingin, tambah Imam, penduduk sekitar Wonorejo akan dapat menikmati pemandangan dari sampah yang telah diolah. “Selain ikan lele, kita juga buat kolam-kolam ikan koi,” tambahnya.

Dengan rencana tersebut, Pemdes Wonorejo berharap akan terwujudnya komoditi khas daerahnya. “Semoga dengan limbah yang diolah dengan berbagai macam output tersebut akan menjadikan komoditi yang bermanfaat bagi warga Wonorejo,” pungkasnya.

Reporter : Anwar

Loading

314 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *