Lpk | Lamongan – Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Laman wikipedia mencatat, dalam proses pembelajaran guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat pembelajaran sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Di dalam kurikulum ini terdapat projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila. Kemudian, dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek ini tidak bertujuan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
Inti dari kurikulum merdeka ini adalah Merdeka dalam Belajar. Kangmas Didik Akhwan, Salah satu tenaga pengajar di Lembaga Sekolah Ma’arif Sambeng bernama MTs 45 Assa’adah Kecamatan Sambeng memberikan ulasan bahwa Bazar UMKM yang di selenggarakan (15/12/2022) Di Halaman MTs 45 Assa’adah bentuk dari penggalian Potensi peserta didik.
“Baru pertama ini, target utama acara adalah penggalian potensi karakter yang nantinya dapat bermanfaat bagi individu pelajar”. Tutur Beliau.
Meskipun pendidikan tingkat menengah pertama, Madrasah yang menginjak usia matang 46 tahun ini telah menelurkan beberapa alumni yang mampu bersaing di bidang sosial.
“Selain mampu bersaing secara sosial di bidang Skill Poeple, anak didik kami targetkan pada sistem psikologi pendewasaan” Imbuh warga SH Terate Letting 2001 tersebut.
Dalam konteks “Memayu Hayuning Bawana” Warga SH Terate di tuntut untuk selalu berguna di tengah-tengah masyarakat. Organisasi yang mengajarkan azas Pengabdian, Keteladanan dan Persaudaraan ini terbukti bahwa SH Terate mampu menjadi warna serta penyeimbang sosial di tengah masyarakat.
Reporter : Yanti