Lpk | Surabaya – Dengan dikeluarkan Perwali 33 yang sempat di protes pada hari Senin (27/7/2020) juga berdampak pada pelaku seni di Surabaya khususnya pelaku seniman dangdut.

Sastra Harijanto Tjondrokusumo Ketua PAPPRI Jatim yang ditemuin awak media di Cafe Michael Tj Gelato Jl. Raya Tenggilis Mejoyo F5 Surabaya, hari Rabu (29/7/2020) pukul 13.00 WIB dan ditemani pentolan Monata Imron Sadewo dan Niken selaku artis lokal Surabaya sangat miris melihat pencipta seni yang terdampak pandemi Covid-19.

Sastra Harijanto Tjondrokusumo menuturkan ” Terkait dengan aksi yang dilakukan teman-teman seniman di DPRD kota Surabaya pada hari Senin (27/7/2020) yang jelas kita mencari solusi bukan aksi yang frontal yang jelas kita ini sambat kepada orang tua ataupun pemangku jabatan di wilayah kita”.

Foto ; Sastra Harijanto Tjondrokusumo Ketua PAPPRI Jatim

Saya selaku pemangku jabatan sebagai ketua DPD PAPPRI atau musik di sini kadang kadang tidak bisa menahan emosi, tidak bisa menahan air mata kita ditangisi mereka, apa yang bisa kita lakukan sekarang, semua terbatas kita disuruh diam di rumah sedangkan perut ini nggak bisa ditahan, tambah Om Hari sapaan akrabnya.

Saya juga berharap jangan sampai tragedi kemanusiaan ini masih tega teganya ada yang menunggani untuk kepentingan kepentingan diluar mempertahan hidup, tambahnya.

Dewan kesenian Surabaya dan Jawa Timur boleh dibilang kita terpaksa lumpuh artinya bukan karena kita tidak cakap mengdref organisasi, tetapi betul betul tidak berdaya. Orang yang mau memakai tenaga penghibur ini sudah tidak boleh lagi dengan kata lain bawa harus laeding.

Harapan saya ayolah kita berembuk kerena teman teman ini sudah mengamen dijalan, nanti dianggap merusak lingkungan atau melanggar perda lainnya dan digusur lagi kami bisa apa, tegas Om Heri.

Niken Aprilia menuturkan “sebagai pelaku seni di Surabaya kami mewakili dari seluruh pekerja seni di Surabaya, kemarin kita sempet mengadakan acara aksi solidaritas untuk teman-teman yang terdampak covid”.

Aksi solidaritas yang kami lakukan di seberang Maspion Square di Jalan Margerejo Indah itu juga dengan teman-teman DNG Project, kita bisa salurkan bantuan buat 40 orang pekerja seni, tuturnya.

Foto ; Imron Sadewo Moneta

Pentolan Moneta Imron Sadewo menuturkan “Dengan adanya Perpu 33 ini sangat memberatkan bahkan itu tidak ada peluang sama sekali kata bekerja, intinya saya memperjuangkan bagaimana Perwali 33 ini ada revisi dan kami bisa bekerja lagi”.

Dibulan Agustus adalah bulan berkah buat kami sebagai pekerja seni tidak ada jluntrungannya, kita sudah seperti mati suri, sangat di sayangkan sampai dengan sekarang tidak ada keputusan dari pemerintah kota Surabaya sampai kapan batas kita bisa bekerja kembali itu yang saya beratkan dan saya kejar perjuangkan kita bisa mencari nafkah, tambah Imron.

Dari dinas pariwisata atau dinas yang menunjang hal ini belum ada, untuk sementara ini kita hearing ke DPRD Surabaya ada sambutan dan insya allah kita tunggu keputusan dari Ibu Walikota saja, dan sampai tanggal 2 Agustus sampai belum ada revisi atau perubahan kami pekerja seniman sepakat akan turun ke jalan, tutup Imron. (ir)

Loading

302 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *