Lpk | Kediri – Pasukan Aksi Damai yang mengatasnamakan “Gerakan Rakyat Kediri Menggugat” memenuhi bundaran monumen SLG (Simpang Lima Gumul) Kediri pada hari Minggu (25/9/22).
Monumen yang terletak di Ds. Sumberejo Kec. Ngasem Kab. Kediri ini telah padat oleh demonstran dari gabungan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) sejak pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Sebanyak 23 LSM yang berada di wilayah Kediri Raya turut berpartisipasi dalam aksi ini.
Kapolsek Ngasem IPTU Dyan Purwandi, SH yang menurunkan anggotanya ke jalan untuk melakukan monitoring dan pengamanan jalannya aksi menjelaskan, adanya aksi merupakan buntut panjang dari permasalahan kenaikan harga BBM. Masyarakat yang tidak puas terhadap pemerintah mengecam putusan kenaikan harga BBM yang dianggap sangat menyengsarakan rakyat kecil.
Dengan menggunakan sebuah mobil komando yang membawa sound system dan diikuti oleh 300 iring-iringan sepeda motor, mobil, sampai truk demonstran lain dibelakangnya, Koirul Anam (Ketua LSM APDBS) dan Soni Sumarsono (Ketua LSM Gadapaksi) selaku koordinator lapangan memimpin paling depan. Sambil membawa berbagai perlengkapan pemanis demo seperti bendera merah putih, bendera LSM, spanduk, serta banner, para demonstran dengan semangat menyampaikan aspirasinya.
Tuntutan dan curahan hati mereka tertuang dalam sebuah banner besar bertuliskan “Turunkan kembali harga BBM; Jangan persulit rakyat membeli BBM; Pejabat yang tidak mampu mensejahterakan rakyat silahkan mundur”.
Aksi diawali dengan penandatanganan para demonstran diatas kain putih terkait penolakan kenaikan harga BBM yang dilanjut dengan orasi secara bergiliran. Dalam orasinya, Soni menyampaikan, “Gara gara BBM harga semua bahan pokok ikut naik, semua ongkos angkutan juga jadi tidak terjangkau lagi.”
“Kondisi minyak dunia turun tapi pemerintah malah menaikkan harga BBM. Pada dasarnya kita ini menyampaikan aspirasi murni dari hati nurani untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat bukan ditunggangi hal lain,” tambah Dwi Cahyono perwakilan LPKNI (Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional Indonesia).
Disela-sela orasi, aksi damai ini diselingi dengan berbagai kegiatan yang cukup nyeleneh sehingga membuat suasana tampak tak begitu kaku. Mulai dari foto bersama, senam zumba bersama sampai bernyanyi bersama diriingi oleh musik elektun. Mereka juga tak lupa untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Bagimu Negeri.
Setelah puas, massa kembali berorasi dan berlanjut pada digelarnya sidang Mahkamah Rakyat yang dilaksanakan secara terbuka untuk umum. Dengan penyampaian gugatan oleh Koirul, menuntut beberapa hal yang pada dasarnya meminta pemerintah mengembalikan majelis tertinggi ke tangan rakyat karena menurutnya sejak UU di Indonesia di Amandemen, tujuan negara menjadi tidak karuan, tidak nyambung dan tidak punya hati nurani. Ia juga mendesak pemerintah untuk segera membatalkan kenaikan harga BBM serta mengurangi gaji ASN.
“Kita rakyat di adu domba oleh pemerintah, mulai saat ini mindset kita harus dirubah. Banyaknya sistem yang salah di negara kita perlu ditata,” tegas Ahmad Sholeh (Ketua LSM Sri Aji Joyoboyo) di sela-sela sidang.
Setelah dibacakannya surat putusan Mahkamah Dewan Rakyat Indonesia, para demonstran akhirnya bubar. Peserta aksi meninggalkan kawasan SLG dengan aman dan tertib.
“Syukurlah. Giat aksi ini berakhir damai sesuai dengan tujuannya. Kepada seluruh anggota yang bertugas saya mengucapkan terimakasih karena telah mengamankan aksi sehingga berjalan aman, lancar dan kondusif,” ucap IPTU Dyan selaku penanggung jawab pengamanan demonstran.
Reporter : Arif