YALPK | Surabaya – Paguyuban Pedagang Sapi Dan Daging Segar ( PPSDS ) Jawa Timur adakan seminar Ketahanan Pangan Jawa Timur dengan tema ” Stabilitas Harga Daging Sapi Di Pasar Tradisional Dan Pasar Modern, Dalam Rangka Mendukung Kebijakan Pemerintah Mensejahterakan Masyarakat ” di adakan di Hotel Sahit Jl. Raya Gubeng Surabaya pada hari Kamis ( 1/8 ).
Seminar yang cukup menegangkan saat sesi tanya jawab yang mana peserta seminar yang rata-rata pelaku usaha daging dan sapi merasa data yang dimiliki Dinas Peternakan tidak valid.
Dinas Peternakan Jatim memaparkan populasi sapi potong di Jatim saat ini selain untuk kebutuhan konsumsi tentunya kita juga berpikir untuk kebutuhan saudara kita yang di luar Jatim yang mencapai 4,6 juta ekor dari populasi nasional, sedangkan produksi daging sapi 20 persen atau sekitar 575.557 ton dan tingkat konsumsi di Jatim hanya 447.460 ton sehingga mengalami surplus 128.117 ton.
“Pemerintah bisa mengakomodir semua pihak memberikan pemberdayaan dan perlindungan pada peternak stabilisasi harga tadi bisa terjaga sekaligus salah satu tugas kami di Dinas Peternakan bagaimana kita tidak hanya mempertahankan sapi potong yang ada di Jawa Timur tetapi juga mengembangkan agar bertumbuh menjadi semakin banyak dimana tentunya bisa mengangkat kebudayaan peternak-peternak kita,” tutur Kusdiryanto Kabid Pemasaran Dinas Peternakan Jatim.
Jumlah populasi sapi tersebut mengacu pada data Badan Pusat Statistik ( BPS ) dan kami tidak bisa mengeluarkan data, karena sesuai undang-undang acuan data itu ya BPS, tambah Kusdiryanto.
” Para pelaku usaha menemukan data fakta yang berbeda di lapangan, karena jumlah populasi sapi anakan dan sapi betina tidak boleh di potong. Kondisi ini yang menjadikan kurang tepat, karena berdasarkan data yang dianggap tidak cocok dengan fakta di lapangan,” pungkas Mutowif Ketua PPSDS Jatim. ( ir/dy )