Lpk | Pacitan – Dua Puskesmas di Kec. Punung dan Gondosari gelar sosialisasi pemberantasan penyakit menular.

Sosialisasi di lakasanakan, bekerjasama dengan Kec. Punung dan mengambil tempat di Pendopo Agung Kawedanan Punung, Kab. Pacitan. Kamis, 30 Januari 2020.

Di hadiri oleh kabid kesehatan masyarakat, dinas kesehatan kabupaten Pacitan juga dibuka oleh Camat Punung, Ahmad Taufan, dalam sambutan yang di sampaikan terkait sosialisasi yang di laksanakan penting nya pemberantasan penyakit menular.

Ahmad Taufan menyambut baik di adakan sosialisasi yang di lakasankan oleh dinas kesehatan melalui puskesmas yang ada di pendopo agung kawedanan Punung, pelaksanaan sosialisasi pemberantasan penyakit menular di hadiri oleh jajaran pemerintahan Desa sekecamatan Punung, Denkes hadir kabid pencegahan dan pemberantasan penyakit, Aris Estiana.

 

” Maksud dan tujuan kita berkumpul disini, hal sangat penting sekali. Saya sudah memberikan peringatan, hati – hati dipergantian iklim pada hari ini,” kata Taufan.

Lanjut Taufan, ada tiga hal yang akan dipaparkan oleh kedua dokter sebagai penanggung jawab Ouskesmas yaitu dr. Imam Sudjono dan dr. Johan Tri Putranto yang akan memaparka jenis penyakit, Leptospirosis, Db, dan Antrak.

” Sebagai pemegang kebijakan, saya mengharapkan dari para kader dan kepala Desa untuk bersinergi membantu dari program ini, dan InsyaALLAH apa yang sudah kita lakukan terkait dengan pemberantasan penyakit ini bisa berjalan lebih baik, jelas Taufan.

Kepala Puskesmas Punung, dr. Imam Sudjono memaparkan jenis penyakit Leptospirosis. Imam menjelas bahwa Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri. Beberapa jenis hewa yang dapat menjadi pembawa leptospirosis adalah, anjing, hewan pengerat seperti tikus, dan kelompok hewan ternak seperti sapi dan babi.
Bakteri tersebut dapat bertahan hidup dalam ginjal hewan yang terinfeksi.

” Laptospirosis dapat menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urin hewan pembawa bakteri ini banyak terjadi didaerah yang terkena banjir, dan jenis penyakit Leptispirosis ini juga rentan menyerang orang – orang yang biasa kontek dengan hewan tersebut,” kata Imam.

Sementara sesi pemaparan yang kedua dilanjutkan kepala puskesmas Desa Gondosari, dr. Johan Tri Putranto.

Dalam pemaparannya, Johan mengatakan, Leptospirosis biasanya menunjukan gejala secara mendadak dalam waktu 2 minggu setelah penderita terinfeksi. Pada sebagian kasus, gejala baru terlihat setelah satu bulan.

 

” Pasca kemunculan gejala, penderita leptospirosis biasanya akan pulih dalam waktu 1 minggu setelah sistem imunitas dapat mengalahkan infeksi. Namun sebagian penderita akan mengalami tahap kedua pemyakit leptospirosis dikenal sebagai penyakit Wil,” Jelas Johan.

Johan masih memberikan pemaparan, gejala dari penyakit Weil ini di tandai dengan dada terasa nyeri, serta kaki dan tangan yang bengkak, selama terserang tahap kedua penyakit ini, bakteri dapat meyerang organ lain sehingga kondisi menjadi lebih parah.

” Bagaimana cara pencegahannya ? Pencegahan Leptospirosis ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjangkit penyakit leptospitosis, diantaranya adalah, hindari air yang sudah terkontaminasi dan pastikan kebersihan air sebelum mengkonsumsinya, jauhi bematang yang rentan terinfeksi bakteri, terutama tikus liar yang paling banyak mebawa bakteri leptospira,” tandasnya.(ags)

Loading

426 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *