Lpk | Surabaya – Program Studi Sastra Jepang Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) menggelar silahturahmi melalui aplikasi Zoom dihadiri Ms. Tsumura Moe Konsul Muda Jepang yang baru, dan Siti Marwiyah rektor Unitomo, serta Cicilia Tantri Suryawati dekan fakultas sastra Unitomo. Kegiatan yang dibalut Talkshow bincang santai bertemakan “Mengenal Jepang Lebih Dekat Bersama Konsul Muda Jepang” ini dihadiri 319 partisipan dari dalam dan luar negeri. Sabtu (21/8/2021).

Cicilia Tantri dalam laporannya menyatakan apresiasi dan antusiasme peserta yang hadir di Zoom dari beberapa pelosok Indonesia dan luar negeri serta menjelaskan bahwa pentingnya kegiatan ini untuk memberikan  informasi tentang kesempatan studi di Jepang serta kebijakan pemerintah Jepang terkait beasiswa di masa pandemi. “Terima kasih atas partisipasi kepada seluruh peserta, meskipun masih di masa pandemi masih antusias mencari informasi tentang studi di Jepang. Ini berarti negara Jepang masih populer menjadi destinasi peminat studi lanjut”, ujar Sensei Tanri.

Foto : Ms. Tsumaru Moe Konsul Muda Jepang sedang menjelaskan Fasilitas beasiswa Mext

Tantri menambahkan bahwa Jepang adalah negara unik. Meskipun tergolong negara sangat maju tapi masih menjunjung tinggi nilai disiplin dan tradisionalnya, tetapi di masa pandemi Covid tentunya bagi Jepang sangat berdampak terutama di sektor pendidikan.

“Terkait masa pandemi Covid di ajang bincang santai ini diharapkan kita bisa mendapatkan sisi positifnya dan memahami bagaimana cara pemerintah Jepang menyikapinya terutama dalam sisi kebijakan pendidikannya”, harap dekan fakultas sastra ini.

Dalam sambutan pembuka Siti Marwiyah Rektor Unitomo menerima perkenalan dengan hormat kepada Ibu Tsumura Moe Konsul Muda Jepang baru dan menginformasikan bahwa Unitomo sudah lama mempunyai kedekatan emosional dengan pemerintah Jepang dan berterimakasih atas kerjasama beasiswa dari pemerintah Jepang yang sudah terjalin selama ini. “Selama ini prodi sastra Jepang Unitomo telah bekerja sama student exchange dan Resarch Collaboration dengan Setsunan University Jepang sehingga tiap tahun ada mahasiswa Jepang yang kuliah di Unitomo, serta dosen Unitomo yang mengadakan penelitian dan penulisan jurnal di Jepang. Melalui bincang santai ini saya harapkan kedepan akan banyak peluang kolaborasi lagi dengan perguruan tinggi lain di Jepang”, kata Doktor Ilmu Hukum Tata Negara ini.

Menurut rektor Unitomo yang  biasa di sapa Iyat ini hal ini sangat memungkinkan mengingat akreditasi Prodi Sastra Jepang sudah berpredikat A dan melalui jalinan networking dengan Pemprof Jatim dan Konsulat Jendral Jepang sudah sangat erat sehingga memungkinkan untuk memperoleh beasiswa studi di Jepang terutama bagi mahasiswa Unitomo.

“Melalui jalur Pemprov Jatim, pihak Unitomo telah berkomunikasi dengan Gubernur bahwa Unitomo akan ikut serta dalam program beasiswa ke Jepang yang akan digelar oleh Pemprov Jatim. Tapi untuk sementara beasiswa ini khusus untuk mahasiswa Unitomo yang berasal dari pondok pesantren”, imbuh Iyat.

Sementara itu dalam paparannya bincang santai yang dipandu Hendri Zuliastutik dosen Prodi Sastra Unitomo ini, Tsumura Moe berbicara dengan bahasa Indonesia yang fasih banyak memaparkan tentang kebijakan terutama di bidang Pendidikan dan informasi terkait beasiswa yang disediakan Pemerintah Jepang selama masa Pandemi ini. “Meskipun penanganan Covid saat di Jepang telah memasuki gelombang ke-5 karena mengalami kenaikan kasus terpapar sangat drastis sehingga di beberapa kota seperti Tokyo dan Osaka juga telah di deklarasikan tanggap darurat sehingga dampaknya bagi masyarakat yang ingin menikmati keadaan seperti sebelum pandemi adalah sangat sulit”, papar Konjen muda ini.

Namun menurutnya sikap pemerintah Jepang sangat memperhatikan dampak pandemi Covid bagi masyarakatnya terutama dibidang pendidikan terutama dampak buruk pada mental anak bila sekolah ditutup. “Sikap pemerintah di Jepang dengan Indonesia sangat berbeda jika di Indonesia semua sekolah di tutup sementara dan syaratnya aturannya sangat ketat dan jelas bila ingin membuka sekolah sehingga  sistem pengajarannya menggunakan full daring tapi tidak demikian di Jepang. Oleh pemerintah Jepang khususnya kementrian pendidikan Jepang justru tidak menutup sekolah secara serentak. Untuk jenjang pendidikan SD, SMP, SMA sampai ke Perguruan Tinggi pemerintah masih memperbolehkan beroperasional secara Offline maupun Online. Keputusannya tergantung pengelola sekolah dan Universitas dengan memperhatikan situasi pandemi covid di distriknya masing-masing serta mentaati protokol kesehatan”, kata Tsumura.

Foto : Sambutan Pembukaan Bincang Santai FS ke-1 oleh Rektor Unitomo Dr. Siti Marwiyah, SH, MH melalui daring

Ketika disinggung tentang beasiswa Tsumura Moe menjelaskan bahwa di masa pandemi ini pemerintah Jepang tetap memberikan prioritas beasiswa kepada pelajar dan mahasiswa Indonesia yang ingin belajar ke Jepang melalui program Monbukagakusho/Mext.  “Sejak tahun 1954 Pemerintah Jepang telah mengucurkan beasiswa Monbukagakusho dan penerima beasiswa ini sudah tersebar di 160 negara termasuk Indonesia. Misalnya pada tahun 2018 sekitar 897 pelajar Indonesia telah menerima beasiswa ini jadi paling banyak dari negara lain. Dan sampai saat ini masih banyak orang Indonesia yang mendapat beasiswa dan belajar ke Jepang”,terang Tsumura.

Masih banyaknya orang Indonesia yang tertarik dengan beasiswa Mext ini karena tidak lepas dari beberapa fasilitas menguntungkan yang di tawarkan oleh pemerintah Jepang.

“Di Program Mext ini pemerintah Jepang memberikan banyak fasilitas menarik diantaranya adalah tidak ada ikatan dinas, bebas biaya pendaftaran, tiket pesawat PP yang ditanggung pemerintah Jepang, gratis biaya pembuatan visa pelajar, serta bebas biaya kuliah, termasuk ujian masuk dan matrikulasi”, ujar konsul muda bidang pendidikan ini.

Juga dalam kesempatan ini Tsumura juga menjelaskan secara detail jenis program serta persyaratan beasiswa Mext sesuai minat bidang pengaju beasiswa.“Ada 6 jenis program beasiswa Mext ini diantaranya adalah Kyoken (Teacher training), Nikken (Japanese Studies), Kenkyusei (Research Student), Senshu (Specialized Training), dan Gakubu (Undergraduate /S-1) serta Kosen (College of Technology/D-3) yang semua menarik dan mempunyai bidang dan tujuan keahlian yang berbeda” , imbuh Tsumura.

Usai sesi penjelasan Konsul muda Jepang ini sesi bincang santai kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dan diakhiri sesi bincang santai bersama  Isnin Ainie Kaprodi Sastra Jepang Unitomo tentang  “Capaian Pembelajaran Prodi sastra Jepang”.

Reporter : Ida

Loading

416 Kali Dilihat

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *