YALPK | Ponorogo – Pembangunan Saluran irigasi yang terletak di Dukuh Krajan Satu, Desa Sedah, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, mangkrak tidak bisa di fungsikan oleh petani, diduga dalam pengerjaannya tidak sesuai perencanaan.
Fisik pekerjaan irigasi yang bersumber dari Dana Desa ( DD) Tahun Anggaran 2017 untuk pembangunan saluran irigasi dengan panjang sekitar 200 Meter, diduga tidak tepat sasaran dan terkesan asal jadi. Dari dampak tersebut menyebapkan banyak petani yang mengeluh dengan hasil pembangunan yang tidak bisa maksimal, sehingga saluran tidak bisa difungsikan sebagai mana yang di harapkan oleh petani.
Dari pantauan tabloid LPK NM , sejak tahun 2017 hingga sampai sekarang belum ada tindakan dari pihak aparat Desa dan Kepala Desa Sedah, untuk mengambil langkah terbaik. sehingga para petani yang merasa kecewa dan kawatir tanamannya terancam mati,mengambil langkah untuk membobol pasangan agar air bisa mengalir.
Sudjiono sebagai Tim Pendamping Kegiatan(TPK) ketika di konfirmasi mengakatan bahwa, pekerjaan saluran irigasi menurutnya sudah sesuai.
Di kutip dari keterangan salah seorang petani saat dikonfirmasi awak Media yang tidak mau disebut namanya mengatakan ” Sejak awal dibangunnya saluran irigasi, petani sekitar area sawah sudah mengingatkan kalau bangunan irigasi yang dibangun itu posisinya lebih tinggi dari titik air yang menuju saluran yang di kerjakan. hal ini terbukti setelah pekerjaan selesai, air tidak mengalir sesuai harapan para petani. ungkapnya.
Besar harapan dari para petani pada Dinas terkait dan aparat yang ada di Kabupaten Ponorogo, untuk meninjau terkait pekerjaan irigasi yang mangkrak dan tidak bisa di fungsikan ini bisa di perbaiki lagi. pungkasnya .(fer).